Abrasi di Bantaran Sungai Progo Magelang, 4 Rumah Warga Terancam

Abrasi di Bantaran Sungai Progo Magelang, 4 Rumah Warga Terancam

Eko Susanto - detikJateng
Sabtu, 22 Okt 2022 16:29 WIB
Lokasi longsoran akibat abrasidi pinggiran Sungai Progo wilayah Dusun Ngiwon, Desa Banyuwangi, Bandongan, Magelang, Sabtu (22/10/2022).
Lokasi longsoran akibat abrasi di pinggiran Sungai Progo wilayah Dusun Ngiwon, Desa Banyuwangi, Bandongan, Magelang, Sabtu (22/10/2022). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Tanah warga yang berada di pinggir Sungai Progo, Dusun Ngiwon, Desa Banyuwangi, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, mengalami abrasi. Tanah yang tergerus arus Sungai Progo itu lebarnya sekitar 4 meter dan panjangnya sekitar 125 meter.

Pantauan detikJateng, abrasi tersebut mengancam 4 rumah warga setempat. Salah satu warga, Suparyono (59) mengatakan, air sungai mulai naik pada Jumat (21/10) sekitar 18.30 WIB. Naiknya air sungai itu diduga karena terjadi hujan lebat dari kawasan atas. Sedangkan di Dusun Ngiwon sendiri hanya hujan rintik-rintik.

"Saat air mulai naik itu, orang-orang sedang mau tahlil. Air mengalami kenaikan sekitar 4 meteran, terus orang sini kemas-kemas mau ngungsi," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian abrasi, Sabtu (22/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat abrasi, tanah selebar 4 meter yang ditanami padi, untuk kolam, dan saluran irigasi itu longsor terbawa arus. Selain itu, ada empat rumah warga yang terancam karena tanah di pinggirnya longsor.

Lokasi longsoran akibat abrasidi pinggiran Sungai Progo wilayah Dusun Ngiwon, Desa Banyuwangi, Bandongan, Magelang, Sabtu (22/10/2022).Lokasi longsoran akibat abrasi di pinggiran Sungai Progo wilayah Dusun Ngiwon, Desa Banyuwangi, Bandongan, Magelang, Sabtu (22/10/2022). Foto: Eko Susanto/detikJateng

"Yang terancam parah milik Pak Ashari, almarhum Sutrisno, Asroni dan Kholik. Terus ada kolam milik Pak Ashari yang terbawa arus air," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ashari (60) mengatakan, kolamnya yang hilang itu berisi ikan bawal dan nila. Ikan-ikan itu sudah dia dipelihara selama setahun.

"Ikan hilang semua. Rencananya nanti untuk lebaran (kolam dipanen). Setahun sekali diambil," ujarnya.

Kepala Desa Banyuwangi Asnawi mengatakan, tadi malam warga mendengar suara gemuruh yang sangat keras. Atas kejadian tersebut, Kepala Dusun Ngiwon Anwar Imam Mubarok memberi laporan padanya.

"Abrasi yang tadi malam itu (sekitar pukul 19.15 WIB) di luar dugaan masyarakat Dusun Ngiwon. Karena ini masih Oktober, sebetulnya kalau menurut itungan (perhitungan) Jawa belum penghujan. Kalau penghitungan Jawa ini baru musim keempat, kok sudah tiba-tiba penghujan," ujarnya.

Setelah menerima laporan, Asnawi langsung menuju lokasi. Saat itu air sungai sudah naik dan mengenai kolam warga.

"Irigasi persawahan sudah hanyut dan detik-detik hanyutnya saya rekam juga. Saya mengimbau yang berada di pinggir Sungai Progo supaya mengungsi dan barang-barang ditaruh di masjid," kata Asnawi.

Luas tanah yang terkena abrasi, kata Asnawi, kurang lebih lebar 4 meter dan panjangnya 125 meter.

"Yang terkena abrasi tanah milik warga dan tanah kas desa kurang lebih keseluruhan sekitar 1 hektare yang hilang," pungkasnya.

Pemerintah desa sejak tahun 2020 telah mengusulkan kepada Pemkab Magelang dan BBWSO (Balai Besar Wilayah Serayu Opak) untuk dilakukan normalisasi sungai.

"Kami sudah perintahkan kepada sekdes untuk membuat surat kepada bupati dan BPBD terkait kejadian ini. Kami minta dilakukan normalisasi Sungai Progo, dikembalikan ke sebelah timur," imbuhnya.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads