Dinas Kesehatan DIY mencatat belasan kasus gagal ginjal akut progresif atipical pada anak sejak awal tahun 2022 hingga Oktober ini. Apa itu gagal ginjal dan bagaimana cara penanganannya? Berikut penjelasan dari RSUP Dr Sardjito Jogja.
Dikutip dari brosur Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (UPKRS) RSUP Dr Sardjito Jogja yang diakses dari situs web sardjito.co.id, penyakit gagal ginjal merupakan kondisi fungsi ginjal gagal melakukan pekerjaan menyaring darah dari limbah-limbah metabolisme. Akibatnya, terjadi penumpukan racun, air dan mineral berbahaya dalam darah yang akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Dua Jenis Gagal Ginjal
Ada dua jenis gagal ginjal, yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Berikut penjelasan dua jenis gagal ginjal tersebut, menurut brosur UPKRS RSUP Dr Sardjito Jogja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gagal Ginjal Akut
Gagal ginjal akut terjadi ketika ginjal tiba-tiba berhenti menyaring produk limbah.
Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik berkembang secara perlahan dan berangsur memberat dengan sedikit gejala pada tahap awal.
Adapun gejala gagal ginjal kronik di antaranya seperti tekanan darah tinggi, berat badan menurun, nafsu makan berkurang, mual dan muntah, ada rasa logam di lidah, kurang darah, sesak napas, nyeri dada, kebingungan, hingga koma atau hilang kesadaran.
Gagal Ginjal Akut dan Cuci Darah
Menurut situs web RSUD Provinsi NTB, pasien yang menderita gagal ginjal akut berkomplikasi dan gagal ginjal terminal harus menjalani hemodialisa. Hemodialisa adalah suatu tindakan di mana darah pasien dibersihkan, untuk mengurangi atau menghilangkan zat-zat sisa metabolisme yang berbahaya atau beracun dalam tubuh.
Tiga Sebab Harus Cuci Darah
Hemodialisa atau hemodialisis dalam bahasa awam dikenal dengan istilah cuci darah. Dalam brosur UPKRS RSUP Dr Sardjito Jogja, ada tiga hal yang menyebabkan penderita gagal ginjal harus menjalani hemodialisis atau cuci darah, yaitu:
1. Terjadi komplikasi yang membahayakan jiwa, seperti koma, kelebihan cairan, sesak napas akibat kelebihan cairan, kadar kalium yang tinggi, dan kelainan jantung.
2. Muncul gejala-gejala penumpukan racun sisa metabolisme, seperti mual, muntah, bingung, kehilangan nafsu makan, dan kualitas hidup menurun.
3. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam darah tinggi (asidosis) atau fungsi ginjal mengalami penurunan.
5 Ciri Keberhasilan Cuci Darah:
1. Penderita kembali menjalani hidup normal
2. Penderita kembali menjalani diet normal
3. Jumlah sel darah merah dapat ditoleransi
4. Tekanan darah normal
5. Tidak terdapat kerusakan syaraf.
(dil/rih)