Sejarah 18 Oktober Hari Menapouse Sedunia dan Seluk Beluknya

Sejarah 18 Oktober Hari Menapouse Sedunia dan Seluk Beluknya

Tim CNNIndonesia.com - detikJateng
Selasa, 18 Okt 2022 13:18 WIB
Woman holding senior womans hand on bed
Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Barcin
Solo -

Tanggal 18 Oktober diperingati sebagai Hari Menopause Sedunia. Sejak kapan tanggal 18 Oktober ditetapkan sebagai Hari Menopause Sedunia? Berikut sejarahnya serta seluk beluk tentang menapouse, dari gejala hingga cara menghambatnya.

Sejarah Hari Menapouse Sedunia

Dilansir CNNIndonesia.com, Hari Menopause Sedunia ditetapkan oleh International Menopause Society bersama Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak 2009. Tujuannya sebagai sarana meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kondisi perempuan ketika berhenti menstruasi.

International Menopause Society adalah badan amal berbasis di Inggris yang dibentuk saat Kongres Menopause kedua di Yerusalem pada 1978. Menurut National Today yang dikutip dari CNNIndonesia.com, dokter-dokter di Inggris pada 1800-an memberikan resep campuran soda berkarbonasi sebelum makan untuk pasien menopause.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para dokter itu juga meresepkan opium dan ganja demi mengurangi gejala menopause. Pada 1890-an, para dokter mulai memberikan Ovariin, yang dibuat lewat proses pengeringan ovarium sapi kepada pasien menopause.

"Pada 1930-an, menopause digambarkan sebagai penyakit defisiensi hormon. Terapi Penggantian Hormon (HRT) menjadi salah satu obat yang paling umum dan canggih untuk gejala menopause," dikutip dari CNNIndonesia.com.

ADVERTISEMENT

Seluk-Beluk Menapouse

Menopause merupakan kondisi yang dialami perempuan ketika berhenti menstruasi, biasanya terjadi seiring pertambahan usia.

Mengutip menopause.org, CNNIndonesia.com menuliskan ada beberapa gejala memasuki masa menopause. Di antaranya menstruasi yang tidak teratur, hot flash (perasaan hangat yang tiba-tiba dan intens di sekujur wajah, leher dan dada), vagina mengering, gangguan tidur, dan perubahan suasana hati.

Gejala tersebut di atas terjadi karena perubahan level hormon ovarium (estrogen) yang tidak merata di tubuh. Hal itu bisa terjadi bertahun-tahun sebelum memasuki menopause (perimenopause).

Rata-rata Usia Menapouse

Pada umumnya perempuan mengalami menopause pada usia 45-55 tahun. Namun, ada satu persen wanita dapat mengalami menopause dini di bawah usia 40 tahun.
Menopause dini bisa disebabkan oleh kelainan tiroid atau penyakit lupus. Kemoterapi dan radiasi juga rawan merusak ovarium dan menyebabkan menopause dini.

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia, mencatat penyebab dari 60 persen wanita dengan menopause dini tidak diketahui.

Sedangkan 10-30 persen lainnya karena penyakit autoimun seperti hipotiroidisme, penyakit crohn, lupus eritematosus sistemik, atau artritis reumatoid.

Dan, lima sampai 30 persen lainnya mengalami menopause dini karena kondisi genetik. Lainnya karena infeksi virus, seperti cytomegalovirus atau gondongan.

Meminimalisir Menopause

Menopause dini bisa diminimalisir dengan terapi hormon menopause (MHT) atau terapi pengganti hormon (HRT), atau mengonsumsi pil kontrasepsi oral kombinasi estrogen dan progesteron. Rutin berolahraga juga dapat meningkatkan produksi endorfin secara alami dan menjaga berat badan.




(dil/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads