DPRD Kota Solo, meminta Pemkot Solo berembuk dengan Pedagang Kaki Lima (PKL) Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ). Hal tersebut menyusul adanya penolakan dari PKL yang enggan digusur dalam proses revitalisasi TSTJ.
"Ini saya menyoroti kaitannya dengan Jurug, TSTJ. Kemarin kan ada ontran-ontran kaitannya dengan PKL, saya berharap Pak Wali, DPRD dan masyarakat dirembuk yang baiklah, terutama masalah PKL," kata Wakil Ketua DPRD Kota Solo, M Taufiqurrahman, Selasa (18/10/2022).
Taufiq mengakui memang pembangunan Taman Satwa Taru Jurug ini bukan dari dana daerah melainkan investor dari Taman Safari. Sehingga, untuk standar kualitas berada di tangan Taman Safari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, politikus Golkar itu mengusulkan agar para PKL yang sudah puluhan tahun berjualan itu diberikan ruang untuk dapat berjualan di kawasan TSTJ. "Saya menangkapnya itu sudah kesepakatan dengan Taman Safari, tapi bagaimanapun masa sama sekali tidak ada PKL-nya, ini kita usulkan ke Pak Wali," ujarnya.
Sebelumnya, revitalisasi di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo berimbas pada penggusuran pedagang kali lima (PKL). Ada 183 pedagang yang terdata berjualan di dalam kebun binatang tersebut.
Pengosongan lapak PKL diberitahukan pengelola TSTJ lewat rapat yang dilakukan pada Jumat (16/9) lalu. Ketua Paguyuban Pedagang TSTJ, Sarjuni mengatakan pada pertemuan itu, pedagang menyampaikan penolakan.
"Kami tidak diberitahu, lalu dibangun. Maksudnya pedagang setelah dibangun akan meningkatkan ekonomi kami, tapi malah digusur," kata Sarjuni.
(aku/apl)