Warga dari sejumlah desa di Kabupaten Pekalongan bergotong royong memperbaiki jalan rusak yang menghubungkan Kecamatan Paninggaran dengan Kecamatan Kandangserang. Tidak hanya itu, warga juga patungan untuk membiayai perbaikan jalan tersebut.
Warga menyebut jalan kabupaten sepanjang 10 kilometer tersebut sudah rusak bertahun-tahun dan belum ada perbaikan. Bahkan kerusakan jalan juga menyebabkan sejumlah korban hingga ada yang meninggal dunia.
Kepala Desa Wangkelang, Slamet Priyadi, menjelaskan kerusakan jalan di jalan kabupaten sudah terjadi lama. Padahal, jalan tersebut merupakan akses satu-satunya sejumlah desa, baik akses ekonomi maupun sekolah. Banyak warga yang jatuh karena melintasi jalan tersebut. Maka dari itulah warga rela patungan demi jalan mulus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, pemicunya, ya karena warga masyarakat banyak yang punya anak sekolah di Kandangserang, di SMP, di SMA, pada dawah (jatuh). Karena memang itu satu-satunya akses paling dekat ke Kandangserang dan kecamatan (Paninggaran) dan pasar," ungkap Slamet saat dihubungi, Senin (17/10/2022).
Mengingat pentingnya akses jalan tersebut, warga dari sejumlah desa, termasuk desanya, rela patungan dan kerja bakti untuk melakukan perbaikan.
"Akhirnya guyub rukun masyarakat. Saya juga bikinkan surat, swadaya masyarakat per rumah Rp 20 ribu. Kemudian dibantu para sopir lintas dan pedagang," katanya.
"Itu yang iuran semua warga Wangkelang kemudian dibantu pedagang dan sopir-sopir, mereka ikhlas dari tetangga desa. Desa Setisuk dan Desa Rowadi," tambahnya.
Hingga saat ini, pengecoran jalan sudah menghabiskan sekitar 150 sak semen.
"Sebelum disemen itu kondisinya ya seperti kali asat (kering). Dan ini sudah kesekian kalinya. Rusak iuran, rusak iuran. Gitu terus," ucapnya.
Slamet menambahkan sebelum diambilalih kabupaten, jalan tersebut merupakan jalan desa. Sejak tahun 2017 sudah ditarik ke jalan Kabupaten, dan sejak ditarik menjadi jalan kabupaten diakuinya belum pernah ada perbaikan.
"Awalnya dulu jalan desa, terus setelah 2017 kalau nggak salah, saya kan masuk 2020, dari mulai 2017 sudah ditarik sama Pemda," katanya.
Baca DPRD Usulkan Anggaran Perbaikan tapi Dicoret Pemkab di halaman berikutnya...
DPRD Usulkan Anggaran Perbaikan tapi Dicoret Pemkab
Salah seorang anggota DPRD Kabupaten Pekalongan M Nasron mengatakan sebelumnya dewan sebenarnya sudah pernah mengajukan anggaran untuk perbaikan jalan itu, hanya saja usulan tersebut dicoret.
"Sudah dianggarkan, nggak tahu itu hilang, dicoret. Kita malulah pada masyarakat. Sudah dianggarkan dari Dewan, tapi hilang, kemarin anggaran Rp 6 miliar. Itu sudah makan korban. Orang Kedungwuni dua meninggal. Banyak yang jatuh di jalan itu. Makanya banyak anak sekolah yang tidak berangkat," kata Nasron, melalui sambungan telepon, Senin (17/10).
"Ya itu sesuai dengan visi misi Bupati sekarang ya, mestinya (perbaikan) di 2022, sudah dianggarkan nggak tahu itu hilang. Ya, pemerintah itu jangan budeklah. Ini (warga) dizalimilah. Setiap ganti Bupati yang jadi objek itu jalan, tapi setelah Bupati dilantik ya dijorke (dibiarkan)," jelasnya.
Ia heran, Pemkab justru mengagendakan percantik alun-alun, ketimbang perbaikan jalan yang telah memakan korban warganya.
"Lha, seharusnya, garap (daerah) atas dulu, baru mempercantik kota. La itu alun-alun (percantik) tidak masuk di visi misi, ada nggak itu? Nggak ada, malah alun-alun yang didulukan," jelas Nasron.
Sementara itu, Kabid Binamarga DPU Taru Kabupaten Pekalongan Ahmad Al Faruk saat dimintai konfirmasi menjelaskan pihaknya juga membantu material berupa batu pecah untuk menutup lubang jalan.
"Ya itu jalan kabupaten yang rusak. Penambalan memang swadaya, tapi kita sudah membantu material. Material batu pecah, untuk menambal jalan yang berlubang. Kemarin kan sudah menghadap ke kita minta bantuan semen, tapi kita tidak ada. Hanya bisa bantuan material tadi. Kita menunggu anggaran. Sudah kita usulkan semua jalan yang tidak layak. Anggaran kita kan terbatas juga," kata Ahmad.
Simak Video "Video: Banjir Terjang Kolombia, Jalanan-Rumah Hancur"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/rih)