KH Maimoen Zubair pernah menyampaikan sederet keistimewaan bulan Oktober. Tidak hanya bagi bangsa Indonesia, menurut KH Mbah Maimoen atau Mbah Moen, bulan Oktober juga memiliki nilai historis bagi umat Islam.
Dilansir di website NU Online, Pendiri Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang ini menuturkan keistimewaan bulan Oktober dalam video berjudul "Keistimewaan Bulan Oktober dan Keterkaitannya Dengan Islam | Syaikhina KH. Maimoen Zubair" yang diunggah oleh kanal YouTube ppalanwarsarang.
"Alhamdulillah saudara-saudara sekalian yang saya hormati, kita sekarang ada di bulan Oktober. Bulan Oktober merupakan bulan peringatan Nabi memulai menancapkan tonggak perjuangan yang dimulai dari Kota Madinah Al-Munawwarah," tutur Mbah Moen kala itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 3 Cara UGM Buktikan Legalitas Ijazah Jokowi |
"Nabi hijrah bertepatan pada bulan Oktober. Ini indahnya," lanjutnya.
Kiai kelahiran Rembang, 28 Oktober 1928 dan telah wafat pada Agustus 2019 lalu ini, kala itu melanjutkan penjelasannya dengan mengatakan bahwa bulan Oktober adalah bulan untuk mencanangkan perjuangan dan memperjuangkan tanah air.
"Yang mana hukumnya (memperjuangkan tanah air) menurut agama Islam itu wajib," ungkapnya.
1 Oktober, Hari Pertama Nabi sampai di Madinah
Mbah Moen juga memberikan penjelasannya mengenai maksud dari permulaan bulan Oktober dalam Islam.
"Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: Lamasjidun ussisa 'alat taqwaa min awwali yaumin ahaqqu an taquuma fiih. Bahwasanya masjid yang dibangun atas asas taqwa, itu lebih berhak, harus kita peringati dan harus kita teruskan," urainya kala itu.
"Kapan masjid itu diperjuangkan? Min awwali yaumin, yaitu hari pertama Nabi sampai di Madinah, yang bertepatan dengan 1 Oktober," lanjut Mbah Moen.
Momen Sumpah Pemuda pada Bulan Oktober
Dalam kesempatan itu, Mbah Moen juga menyatakan rasa syukurnya karena Indonesia bangkit karena adanya anak-anak muda yang mau berjuang.
"Alhamdulillah, bahwa Indonesia benar-benar menjadi negara yang kebangkitannya dari anak-anak muda," kata Mbah Moen.
"Jadi benar apa yang difatwakan oleh Nabi, Man syabba 'ala syai`in syaaba alaih. Orang itu lihatlah dari masa mudanya, bangsa Indonesia bangkit karena ada Sumpah Pemuda. Bulan apa? Oktober," lanjutnya.
Hari Santri pada 22 Oktober
Mbah Moen juga menjelaskan makna Hari Santri yang ada pada Bulan Oktober. Menurutnya, Hari Santri itu memiliki makna yang besar karena memperingati fatwa ulama.
"Hari santri bukan berarti makna yang kecil, tapi memiliki makna yang besar (luas). Sebab hari santri itu memperingati fatwa ulama. Hukum menjunjung dan membela tanah air adalah fardlu ain," jelas Mbah Moen.
(sip/rih)