Isu keaslian ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi sorotan usai salah seorang warga melayangkan gugatan ke PN Jakarta Pusat. Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai almamater Jokowi langsung melakukan klarifikasi terkait tudingan itu.
Untuk diketahui, gugatan terkait dengan dugaan ijazah palsu yang digunakan Jokowi saat mendaftarkan pemilihan presiden pada periode 2019-2024 itu dilayangkan oleh Bambang Tri Mulyono. Gugatan tersebut didaftarkan dengan klasifikasi perkara adalah perbuatan melawan hukum.
Universitas Gadjah Mada (UGM) pun memastikan keaslian ijazah S1 Presiden Joko Widodo. Pihak UGM melakukan serangkaian cara untuk memastikan keaslian ijazah Jokowi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu disampaikan Rektor UGM Prof Ova Emilia dalam konferensi pers menanggapi isu gugatan terkait keaslian ijazah Jokowi, Selasa (11/10) kemarin. Dalam jumpa pers ini, Ova didampingi oleh Dekan Fakultas Kehutanan Sigit Sunarta, Ahli Hukum Andi Sandi, dan Warek Bidang Kemahasiswaan Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni Arie Sujito.
Berikut sederet langkah UGM memastikan keaslian ijazah S1 Jokowi:
UGM Cek Data Dokumentasi
Ova mengatakan, keaslian ijazah salah satunya dicek dengan mencari data dokumentasinya. Ova menyebut ijazah Jokowi masih terdokumentasi dengan baik di UGM.
"Atas data yang kami miliki dan terdokumentasi dengan baik kami meyakini keaslian ijazah Ir Joko Widodo," kata Rektor UGM Prof.dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D saat jumpa pers, Selasa (11/10/2022).
Bandingkan dengan Alumni Lain
Selain itu, pihak UGM juga membandingkan ijazah Jokowi dengan ijazah alumni lain. Ijazah yang masih dibuat menggunakan tulisan tangan itu dinyatakan seragam dengan ijazah alumni lain.
"Kami sudah mencoba melihat mengenai format ijazah yang diterima Jokowi dengan teman satu angkatan yang lulus bersamaan. Di situ persis formatnya sama, ditulis dengan tulisan tangan halus. Kalau untuk fakultas lain saya tidak tahu pasti tapi di Fakultas Kehutanan seragam," terang Dekan Fakultas Kehutanan UGM Sigit Sunarta.
Jelaskan soal Tulisan Tangan
Rektor UGM Prof Ova Emilia mengatakan Jokowi lulus dari Fakultas Kehutanan pada tahun 1985 dimana pembuatan ijazah belum terkomputerisasi. Saat itu, lanjutnya, ijazah yang diterbitkan UGM masih menggunakan tulisan tangan.
"Pada waktu sebelum computerized, kelulusan ijazah menggunakan tulis halus," ujar Prof Ova dalam konferensi pers di UGM, Selasa (11/10).
Ova mengakui saat itu belum ada penyeragaman format ijazah. Sehingga terkadang ada perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
"Memang waktu itu belum sampai ada penyeragaman, misalnya kalau sekarang ada formatnya khusus. Sehingga kadang-kadang memang ada perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Tapi kita tetap mempunyai dokumen aslinya," kata Ova.
(aku/ams)