Solo -
Gubernur DKI Anies Baswedan telah dideklarasikan sebagai bakal calon presiden (capres) oleh NasDem. Namun, dukungan dari NasDem saja belum cukup bagi Anies untuk mendaftar sebagai capres.
Dalam acara Blak-blakan detikcom, Selasa (11/10), Anies pun mengungkap kriteria cawapresnya, hingga menyebut siapa saja yang pernah menawari dirinya jadi calon wakil presiden (cawapres) dalam pilpres sebelumnya.
Dalam acara Blak-blakan detikcom, Anies mengaku masih menjalin komunikasi untuk memenuhi ambang batas 20 persen. Maka itu dia belum memikirkan soal siapa cawapres yang akan mendampinginya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana 20 persen itu tuntas, tentu saja harus komunikasi. Saya sudah dideklarasikan oleh NasDem sebagai bakal calonnya, mau tidak mau akan terlibat dalam komunikasi," kata Anies dalam acara Blak-blakan detikcom, Selasa (11/10/2022), dikutip dari detikNews.
Meski demikian, Anies menyebut tiga kriteria sosok cawapres yang diinginkannya. "Pasangan yang bisa membantu pemenangan, kedua memiliki kontribusi untuk jaga stabilitas koalisi, membantu untuk menjalankan pemerintahan yang efektif," kata Anies.
Menurut Anies, tiga unsur itulah yang akan menentukan siapa cawapresnya kelak.
Ditawari Prabowo Jadi Cawapres
Ketika belum genap setahun menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies mengaku pernah ditawari Prabowo Subianto untuk menjadi cawapres.
"Saya bertugas di Jakarta belum satu tahun, ketika saya diundang oleh Pak Prabowo untuk menjadi calon wakil presiden, waktu itu saya sampaikan 'terima kasih, ini sebuah kehormatan tetapi saya berjanji untuk bertugas di Jakarta 5 tahun'," kata Anies.
"Jadi janji saya itu berada di Jakarta selama 5 tahun. Alhamdulillah ini masuk minggu terakhir, tuntas sudah, insyallah husnulkhotimah, jadi di mana petualangnya? Justru saya ini mau konsisten," imbuh dia.
Anies menyatakan, dirinya berkomitmen untuk tidak ikut di dalam kompetisi Pilpres selama masih menjadi gubernur. Komitmen itu telah dia sampaikan berkali-kali.
"Apalagi pada tahun 2019 itu beliau (Prabowo) mencalonkan saya, masa saya mau mengkhianati janji saya?" ujar Anies.
Anies juga mengaku pernah didatangi beberapa pimpinan partai politik (parpol). Namun, Anies tidak menyebutkan nama parpol tersebut.
Tentang nama Anies muncul di bursa capres, baca di halaman selanjutnya...
"Dan sesungguhnya di tahun 2018 itu saya ini didatangi oleh pimpinan-pimpinan partai politik, yang meminta saya untuk menjadi calon presiden di 2019, bahkan pertemuannya itu waktu itu saya sedang jadi... bukan juri... saya menonton final Abang None Jakarta, 2018, harus ketemu saat ini juga," kata Anies mengenangkan momen itu.
"Saya bilang, nggak mungkin saya ketemu sekarang, ini saya di dalam acara. 'Kami datang di acara', saya pertemuan di belakang ruangan, ketika mereka bilang 'ini kami mencalonkan' apa jawaban saya? Saya bilang 'saya ini komit di Jakarta 5 tahun, saya tidak bersedia'," ucap Anies.
Muncul di Bursa Capres
Anies kemudian bicara soal munculnya banyak persepsi mengenai dirinya yang akan maju menjadi capres. Padahal, kata dia, selama ini dia fokus mengurus Jakarta dan tidak pernah berupaya kampanye atau membuat survei mengenai capres.
Maka itu dia berterima kasih atas survei-survei yang memunculkan namanya sebagai kandidat calon presiden (capres) di Pilpres 2024. Sebab, menurut Anies, dirinya tidak berada dalam jalur menjadi capres.
"Terhormat betul. Terhormat sekali. Itu kan banyak orang, jadi benak orang, dia melihat fakta-faktanya Anies mengerjakan a, b. Itu yang saya kerjakan untuk Jakarta, tapi persepsinya (saya ingin menjadi capres, red). Tapi kan itu persepsi dia. Faktanya saya mengerjakan Jakarta. Jadi ketika sekarang ada survei-survei yang nama Anies ada di situ, itu bukan hasil usaha kampanye kami," ujar Anies.
Anies mengakui memang membuat survei mengenai kinerjanya di Jakarta. Namun, dia membantah membuat survei terkait capres 2024. "Saya bikin survei Jakarta karena memang urusannya Jakarta," katanya.
Menurut Anies, angka yang muncul di survei elektabilitas capres bukanlah sebuah statistik. "Saya terima kasih kepada survei-survei karena memberikan kita feedback melampaui wilayah kerja saya. Tapi saya memandang angka yang muncul di survei itu ya bukan sebagai statistik, tapi itu sebagai kepercayaan. Bahwa ada orang-orang yang menitipkan kepercayaan itu," ujar Anies.
Capres Partai NasDem itu juga berterima kasih kepada lembaga survei yang mencantumkan namanya dalam daftar tiga besar calon presiden.
"Padahal saya pada saat ini, saya tidak berada dalam wilayah track untuk menjadi capres. Jadi kalau untuk 3 nama itu misalnya yang di atas, Pak Prabowo jelas, beliau adalah seorang calon presiden ketua umum partai. Pak Ganjar, beliau sudah 2 periode menjadi gubernur. Kalau udah dua periode kan nggak bisa 3 periode. Otomatis yang berikutnya adalah menjadi calon presiden. Logis dong. Bahwa punya tim ya logis juga, punya tim juga sah-sah saja," ujar dia.