Pencapresan Anies Disebut Bikin 3 Menteri NasDem Terancam Reshuffle

Nasional

Pencapresan Anies Disebut Bikin 3 Menteri NasDem Terancam Reshuffle

Tim detikNews - detikJateng
Selasa, 04 Okt 2022 12:04 WIB
Partai NasDem resmi mengumumkan Anies Baswedan sebagai capres untuk Pemilu 2024. Keputisan itu disampaikan Ketum NasDem Surya Paloh.
Surya Paloh saat Umumkan Anies Jadi Capres NasDem. (Foto: Rifkianto Nugroho)
Solo -

Deklarasi pencapresan Anies Baswedan oleh Partai Nasdem dinilai sebagai langkah progresif pascapenetapan tiga nama capres dalam Rakernas NasDem Juni lalu. Lalu pertanyaan selanjutnya, apakah pencapresan Anies oleh NasDem berdampak di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi)?

Dosen Ilmu Politik & International Studies Universitas Paramadina A Khoirul Umam menilai keputusan NasDem mencapreskan Anies telah dikoordinasikan secara ketat dengan Demokrat dan PKS. Menurutnya hal ini menjadi langkah awal yang segera memicu percepatan konsolidasi koalisi.

"Jika mekanisme internal Demokrat dan PKS bisa segera berjalan cepat untuk menyambut langkah NasDem ini, maka besar kemungkinan deklarasi koalisi tiga partai akan dilakukan sebelum akhir tahun 2022 ini," kata Umam kepada wartawan, Senin (3/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umam juga mengatakan pencapresan Anies oleh NasDem bisa menjadi momentum rekonsolidasi kekuatan politik untuk menghadapi operasi politik kompetitor yang diduga akan memanfaatkan instrumen penegak hukum untuk membidik Anies.

"Artinya, target operasi politik kompotitor Anies adalah menciptakan 'damage' lebih dulu untuk mengalienasi Anies dari panggung kontestasi pilpres, untuk selanjutnya bisa dihentikan kasusnya ketika Anies tidak lagi masuk dalam pusaran politik nasional," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dinilai Akan Berdampak di Kabinet Jokowi

Di sisi lain, Umam menilai posisi NasDem di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi juga akan terkena dampaknya. Hal ini mengingat selama ini Anies dianggap kerap berlawanan dengan lingkaran kekuasaan.

Langkah NasDem untuk mencapreskan Anies juga bukan tanpa risiko.

"Potensi risiko yang paling besar adalah ancaman reshuffle tiga menteri Nasdem di pemerintahan, evaluasi total posisi NasDem di lingkaran kekuasaan, hingga terjadinya kriminalisasi dan penggembosan kekuatan politiknya menjelang 2024 mendatang," ucap Umam.

"Semua itu bisa dinetralisir jika Nasdem bisa segera koordinasi dengan Demokrat dan PKS, untuk segera mengatur langkah dan deklarasi bersama. Jika gerbong koalisi Nasdem, Demokrat & PKS dideklarasikan, maka gerbong koalisi ini akan menjadi kekuatan koalisi terbesar dengan angka 28,5% kursi di DPR, melampaui rencana-rencana koalisi lainnya," imbuhnya.

Apa Kata Jokowi?

Sementara itu Jokowi enggan mengomentari Partai NasDem yang resmi mengusung Anies Baswedan sebagai capres di Pemilu 2024. Jokowi mengatakan saat ini masih dalam suasana duka.

"Saya tidak, saya tidak, saya tidak, saya tidak ingin berkomentar karena posisinya masih kita dalam suasana duka," kata Jokowi kepada wartawan di Batang, Jawa Tengah, Senin (3/10).

Saat itu Jokowi tengah berada di Batang untuk meresmikan pembangunan pabrik pipa terbesar di Asia Tenggara yang dibuat oleh Wavin Group asal Belanda yang dibangun di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.

Jokowi yang enggan mengomentari Partai NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai capres mendapat respons dari politikus NasDem.

"Tadi kan Pak Jokowi bilang bahwa sedang berduka tapi toh hari ini Pak Jokowi menghadiri peresmian kawasan industri di Jawa, itu yang pidato Bahlil, Pak Jokowi hadir juga Pak Ganjar, banyak menteri yang lain," ujar politikus senior Partai NasDem Zulfan Lindan, dalam diskusi Adu Perspektif, kemarin.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: NasDem Minta IKN Jadi Ibu Kota Kaltim jika Batal Jadi Ibu Kota Negara"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads