Beda Versi Kisah Saritem, Gundik hingga Nyonya Terhormat Sang Penyelamat

Regional

Beda Versi Kisah Saritem, Gundik hingga Nyonya Terhormat Sang Penyelamat

Tim detikJabar - detikJateng
Kamis, 22 Sep 2022 16:43 WIB
Potret Nyai Saritem yang ditemukan di Yogyakarta
Potret 'Nyai Saritem' yang ditemukan di Jogja. (Foto: Ronny Mediono/Kedai Barang Antik)
Solo -

Kota Kembang yang jadi julukan Bandung rupanya tak hanya soal keindahan alamnya. Namun juga ada kisah kembang dayang yang berarti wanita penghibur.

Dilansir detikJabar, hal itulah yang berujung pada munculnya Saritem tempat prostitusi di Gardujati yang terkenal. Bahkan konon Saritem sudah ada sejak zaman Kolonial Belanda.

Nyai Sari Iteung atau Nyai Saritem

Belakangan ini tempat prostitusi itu kerap dihubungkan dengan sosok Nyai Sari Iteung atau Nyai Saritem. Nyai Saritem digambarkan sebagai sosok wanita berparas cantik bersanggul dan ayu berkebaya ala wanita Jawa tempo dulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto sosok tersebut banyak bertebaran di internet. Konten-konten di media sosial dan sejumlah portal daring menghubungkan foto wanita cantik itu dengan Nyai Saritem.

2 Versi Sosok Nyai Saritem

ADVERTISEMENT

Saritem Gundik Menneer Belanda

Ada sejumlah versi yang menggambarkan latar belakang Nyai Saritem. Satu di antaranya yakni Ferdian Achsani dalam Salingka, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 17 Nomor 1 Edisi Juni 2020 (salingka.kemdikbud.go.id). Ferdian menulis tentang salah satu cerita yang terkenal tentang Nyai Saritem.

Disebutnya, sebelum mendapatkan gelar Nyai, Saritem adalah seorang gadis yang cantik jelita. Pesonanya memikat seorang meneer Belanda hingga dijadikan gundik.

Pembesar Belanda kemudian meminta Saritem untuk mencari perempuan lainnya sebagai teman kencan para tentara Belanda yang masih lajang.

Seiring berjalannya waktu Saritem punya 'teman' semakin banyak. Lokasi itu semakin ramai.

Yang datang tak hanya prajurit yang masih lajang. Namun juga veteran atau prajurit yang sudah lanjut usia, bahkan pribumi akhirnya ikut berdatangan.

"Dari bisnis Saritem tersebut sehingga dapat dipahami bahwa perempuan sangat tertindas karena ia tidak memiliki harga diri dan dianggap sebagai pemuas nafsu," tulis Ferdian.

Di kisah lainnya, Saritem diceritakan mencari perempuan muda sampai ke daerah Garut, Tasikmalaya, Cianjur dan wilayah Jawa Barat lainnya demi menjalankan bisnis tersebut. Sebab, dikisahkan bisnis yang dirintis Nyai Saritem laku keras.

Saritem Wanita Terhormat Penyelamat Kupu-kupu Malam

Versi lainnya tentang Saritem sering disampaikan oleh budayawan asal Bandung Budi Dalton. Dia menyebut sebenarnya Nyai Saritem memiliki nama asli Nyi Mas Ayu Permatasari.

Kesan soal Nyai Saritem, ujar Budi, jauh dari pandangan negatif publik, justru Saritem berjuang menyelamatkan wanita tuna susila itu dari cengkeraman muncikari.

Ia menyebut, Nyi Mas Ayu Permatasari merupakan istri dari seorang Belanda dan tinggal di daerah Kebon Tangkil Bandung. Atau tepatnya berada di sekitar eks lokalisasi Saritem sekarang. Budi menyebut, Nyai Saritem merupakan wanita yang terhormat.

Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...

"Pelacur dari tahun 30-an suka ada di situ, pelacur itu ikut kerja di ibu itu. Tapi pelacur itu saat nyuci suka curhat, 'saya tuh sebetulnya tidak mau bekerja di sini, tapi si germo itu bilang ke ibu saya kerja dimana, tahunya di mana," tutur Budi dalam THE SOLEH SOLIHUN INTERVIEW: BUDI DALTON yang tayang di Youtube 13 Januari 2020.

Nyi Mas Ayu Permatasari, tutur Budi, kemudian bertanya kepada pada kupu-kupu malam tersebut 'apakah mau berhenti bekerja sebagai pelacur'. Tentu saja, mereka berkeinginan untuk berhenti dari dunia kelam tersebut.

"Jadi si ibu (Nyi Mas Ayu Permatasari) ini sama kaya orang tua zaman dulu, suka ngajampean (jampi-jampi), jadi dijampean, didoakan sehingga cewek-cewek itu tidak laku, sehingga dipulangkan oleh si germo, nah ibu itu yang suka murulukan teh (mantra)," kata Budi.

Budi mengatakan Saritem lahir di Parakanmuncang Sumedang 1840 dan meninggal di Bandung 1920. Dia meyakini foto wanita ayu berkebaya yang beredar di internet adalah benar Nyai Saritem atau Nyi Mas Ayu Permatasari.

"Ada beberapa foto, dan peneliti meyakini bahwa foto itu merupakan Nyai Saritem," katanya. Saat ini lokalisasi Saritem telah ditutup sejak 18 April 2007 lalu. Di sana pun berdiri pesantren Darruttaubah yang menjadi warna baru di Kebon Tangkil eks lokalisasi Saritem.

Halaman 2 dari 2
(sip/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads