Kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan Jogja-Solo, depan bekas pabrik gula (PG) Gondang, Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah. Seorang mahasiswi inisial A (19) meninggal terlindas truk tronton.
"Iya betul (korban mahasiswi terlindas ban belakang dan meninggal di TKP). Kedua kendaraan searah dari Jogja tapi korban jatuh terpeleset di lokasi," ungkap Kanit Gakkum Satlantas Polres Klaten Iptu Slamet Riyadi kepada detikJateng saat diminta konfirmasi, Rabu (21/9/2022).
Kecelakaan melibatkan truk tronton L 8297 UD yang dikemudikan Deni (54) warga Pasuruan dan sepeda motor matik AD 6132 DAC yang dikendarai korban warga Kecamatan Ceper, Klaten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi truk tidak mengalami kerusakan dan sepeda motor korban rusak ringan. Kedua kendaraan kini diamankan di Satlantas Polres Klaten.
Pantauan detikJateng, lokasi kejadian di depan bekas PG Gondang. Persis di lajur utara celah median jalan ke arah Desa Plawikan, Kecamatan Jogonalan.
Di samping lokasi kejadian terdapat lubang saluran air. Di dekatnya juga ada lubang akibat jalan rusak karena aspalnya yang mengelupas.
Sopir truk, Deni menceritakan truk yang dikemudikannya melaju dari Jogja hendak ke Surabaya. Sesampai di lokasi kejadian sekitar pukul 14.30 WIB, truknya melaju di sisi kiri.
"Saya dari arah Jogja, di sisi kiri. Saya tidak merasa nyalip tapi di lokasi ya ada jeglongan (lubang jalan)," kata Deni kepada wartawan di lokasi.
Menurut Deni, diduga korban hendak menyalip truknya tetapi ada lubang dan jatuh. Saat itu dirinya hanya mendengar bunyi sesuatu jatuh.
"Yang tahu orang di belakangnya, katanya sepeda motor itu mau nyalip tapi ada jeglongan mengerem dan jatuh. Saya dengar bunyi brakk! Lalu saya rem," jelasnya.
Deni melanjutkan, dirinya tidak tahu ada orang jatuh di bawah truk. Dirinya mendengar bunyi sesuatu jatuh langsung melihat spion dan dirinya turun.
"Saya lihat spion kok ada sepeda motor jatuh, langsung saya turun. Saya tidak tahu terlindas atau tidak, cuma lihat saja kepala di depan roda belakang truk sebelah kiri," imbuh Deni.
(rih/apl)