Seorang pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bercerita dirinya diserbu telepon dari nomor tak dikenal sejak awal September 2022. Tak hanya itu dia juga menerima chat berisi konten-konten bermuatan pornografi.
Seperti dikutip dari detikX, Minggu (18/9/2022), korban mengaku merasa bingung dan ketakutan. Satu-satu langkah yang dapat dilakukannya hanya memblokir nomor-nomor tersebut.
Tidak hanya itu, seorang perempuan yang berdomisili di Jakarta juga mendapat teror serupa. Sejak awal September setidaknya ada 12 nomor tidak dikenal menghubunginya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ada sekitar 19 nomor tidak dikenal yang mengirimkan sejumlah pesan.
"Itu jumlah yang telacak di riwayat, tetapi ada juga yang terhapus secara otomatis karena saya sudah report nomor itu," ujar korban yang merupakan seorang pekerja di perusahaan swasta tersebut kepada reporter detikX.
Korban menjelaskan ia memiliki dua nomor telepon aktif yang terdaftar dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga yang sama. Teror telepon dan pesan menyasar nomor yang paling aktif ia gunakan. Nomor itu dia gunakan untuk urusan pekerjaan.
"Nomor-nomor itu ada dari berbagai macam negara, ada yang dari India, Bangladesh, Pakistan, dan beberapa negara lain," ujarnya.
Setiap ada telepon dari nomor tidak dikenal dan janggal, ia akan diamkan terlebih dahulu. Setelah panggilan itu berakhir, ia baru memblokir nomor tersebut. Sayangnya, ada beberapa nomor melakukan panggilan berkali-kali. Kondisi tersebut terjadi saat jam kerja, sehingga korban merasa sangat terganggu.
Menurutnya teror paling parah terjadi padanya pada dua hari pertama. Sampai-sampai dia ketakutan dan paranoid saat mau bepergian.
"Ada yang kirim gambar dan video porno juga. Saya menduga mereka tidak tahu saya siapa. Saya di-chat dan dipanggil dengan nama orang lain," ucap korban.
Bjorka Jadi Biang Teror
Bjorka adalah hacker yang menjadi biang pemicu teror terhadap kedua korban tersebut. Pada 31 Agustus lalu, melalui laman Breached Forums, Bjorka mengklaim telah berhasil membobol sistem Kemenkominfo dan mengambil 1,3 miliar data pengguna SIM card di Indonesia. Data itu ia jual dengan harga US$50.000 atau sekitar Rp 745 juta.
Sebagai bukti, Bjorka membagikan sekitar 2 juta data gratis di forum tersebut. Data tersebut berisi nomor SIM card, NIK, dan KK.
Simak lebih lengkap di halaman berikut...
Aksi peretasan tersebut bukan menjadi yang pertama dan satu-satunya bagi Bjorka. Melalui Breach Forums, pada 2020 lalu, ia membeberkan telah meretas dan mengambil data pelanggan Tokopedia.
Data tersebut terdiri dari ID pengguna, password, email dan nomor telepon. Semua data itu berukuran 11 dan 24 gigabita.
Berselang cukup lama, pada 20 Agustus 2022, Bjorka kembali memamerkan keahliannya dengan mengambil data 26 juta pelanggan IndiHome. Sekumpulan data itu terdiri dari IP address, riwayat pencarian internet, e-mail, nama lengkap, dan NIK.
Tak berhenti di situ, pada 6 September, terdapat 105 juta data kependudukan yang berhasil ia ambil dan diklaim berasal dari data Komisi Pemilihan Umum atau KPU. Data itu terdiri dari nama lengkap, NIK, dan nomor Kartu Keluarga.
Baru-baru ini, Bjorka juga menunjukkan bahwa dia telah meretas sejumlah data surat rahasia kepresidenan. Namun Menko Polhukam Mahfud Md membantah klaim adanya surat rahasia yang bocor tersebut.
Sesumbar Bjorka Merasa Tak Akan Bisa Dilacak
Reporter detikX telah berupaya menghubungi Bjorka melalui akun Telegram. Namun, Bjorka enggan merespons. Dalam grup Telegram yang ia inisiasi, Bjorka sesumbar dirinya susah ditemukan penegak hukum.
"Tidak ada yang bisa melacakku. Termasuk para idiot yang berada di pemerintahan Indonesia," tulis Bjorka dalam grup tersebut dalam bahasa Inggris.
Simak Video "Video: Mark Zuckerberg Sepakat Selesaikan Gugatan Privasi Senilai RP 130 Triliun"
[Gambas:Video 20detik]
(sip/sip)