Survei Sebut PDIP Menang Jika Ganjar Capres, FX Rudy: Saya Tak Perlu Nanggapi

Survei Sebut PDIP Menang Jika Ganjar Capres, FX Rudy: Saya Tak Perlu Nanggapi

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Sabtu, 17 Sep 2022 13:47 WIB
Puan Maharani dan Ganjar Pranowo
Foto: Puan Maharani dan Ganjar Pranowo
Solo -

Hasil survei calon presiden (capres) 2024 yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan Ganjar Pranowo paling unggul dan paling kompetitif sebagai capres PDIP apabila dibandingkan dengan Puan Maharani. Begini respons Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo.

Menurut FX Rudy, sapaannya, hasil survei itu biar menjadi wewenang DPP PDIP untuk memberikan tanggapan.

"Itu biar yang nanggapi DPP PDI Perjuangan, saya tidak perlu menanggapi hal-hal seperti itu," kata FX Rudy saat ditemui dalam acara peletakan batu pertama pembangunan kantor PAC PDIP Semanggi, Sabtu (17/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rudy mengatakan, tugasnya sebagai Ketua DPC PDIP Solo adalah untuk melakukan konsolidasi dan memenangkan PDIP dalam Pemilu 2024. Selebihnya, dia mengikuti instruksi dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Masalah survei ada yang ngurus sendiri. Arahannya nunggu Ketum," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, dilansir detikNews, hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan PDIP kemungkinan besar akan menang dalam kompetisi Pilpres 2024. Kemungkinan itu terbuka apabila PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (Capres).

Dalam survei yang SMRC selama Agustus 2022 bertajuk 'Siapa Calon Presiden PDIP 2024?', menemukan Ganjar paling unggul dan paling kompetitif sebagai Capres PDIP apabila dibandingkan dengan Puan Maharani.

"Data ini menunjukkan bahwa jika yang dicalonkan PDIP adalah Ganjar, harapan bagi PDIP untuk memenangkan Pilpres dan kembali memiliki presiden menjadi terbuka," kata pendiri SMRC Prof. Saiful Mujani dalam keterangan tertulis, Kamis (15/9).

Saiful menjelaskan berdasarkan format survei semi terbuka pada Maret 2021 sampai Agustus 2022, pergerakan suara Puan tidak signifikan, dari 0,5 persen menjadi 1 persen. Sementara Ganjar Pranowo bergerak dari 8,8 persen menjadi 25,5 persen. Prabowo dari 20 persen menjadi 16,7 persen, dan Anies Baswedan dari 11,2 persen menjadi 14,4 persen.

Menurut Saiful, kalau kondisinya seperti sekarang berat bagi PDIP untuk mencalonkan Puan. Karena bila Puan misalnya bersaing dengan Prabowo dan Anies, data survei menunjukkan Puan tertinggal jauh dan tidak kompetitif.

"Persaingan itu (Puan melawan Prabowo atau Anies) tidak fair karena gapnya terlalu jauh. Kalau Puan harus maju dan PDIP memiliki target untuk menang, maka tantangannya akan sangat berat," tegas Saiful.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Dalam simulasi tiga nama tanpa Ganjar, survei SMRC Desember 2021 sampai Agustus 2022 menunjukkan pergerakan suara Puan dari 10,1 persen menjadi 7,8 persen. Sementara Prabowo Subianto dari 40 persen menjadi 40,2 persen, dan Anies dari 28,1 persen menjadi 27,5 persen.

"Kalau Ibu Puan dipaksakan (untuk maju) dengan kondisi seperti ini, harapan PDIP untuk memiliki presiden lagi menjadi susah," jelas Saiful.

Tapi apabila PDIP mencalonkan Ganjar yang saat ini menjadi Gubernur Jawa Tengah, maka hasilnya kemungkinan besar PDIP akan memenangkan kontestasi Pilpres 2024.

Menurut Saiful, jika dalam simulasi tiga tokoh itu nama Puan dikeluarkan dan Ganjar yang dimasukkan untuk melawan Prabowo dan Anies, hasilnya suara Ganjar mengalami kenaikan dari 25,5 persen pada Mei 2021, menjadi 32 persen pada Agustus 2022.

Sementara Prabowo melemah dari 34,1 persen menjadi 30,8 persen dan Anies relatif stabil dari 23,5 persen menjadi 21,9 persen pada periode yang sama.

Dalam survei Februari sampai Maret 2021, ada 60 persen warga yang tahu Puan menyatakan suka padanya. Pada survei terakhir (Agustus 2022) mengalami penurunan menjadi 44 persen.

Menurut Saiful hal tersebut masalah karena tingkat penerimaan publik pada Puan rendah dan cenderung semakin lemah. Sementara tingkat penerimaan pada Ganjar paling tinggi (83 persen pada survei Agustus 2022).

Ini konsisten dengan tingkat elektabilitasnya yang juga tertinggi. Tingkat penerimaan Anies juga tinggi (74 persen). Dibanding Prabowo (71 persen), tingkat penerimaan Anies lebih tinggi.

"Gap penerimaan publik pada Puan terlalu jauh dibanding dengan tiga nama lain (Ganjar, Prabowo, dan Anies)," ungkap Saiful.

Saiful melihat jika kecenderungan likeability negatif, maka akan sangat susah untuk membuka peluang karena semakin disosialisasikan, publik justru makin resisten. Ini pun harus menjadi perhatian yang sangat serius bagi PDIP jika mereka ingin mempertahankan memiliki presiden yang berasal dari kadernya kembali.

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (stratified multistage random sampling) 1220 responden dengan respons rate sebesar 1053 atau 86%.

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar Β± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).



Simak Video "Video: Puan Maharani Pastikan Kongres PDIP Tetap Digelar Tahun Ini"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads