Bangunan kosong eks RSUD Kebumen, Jawa Tengah, kerap dijadikan sebagai lokasi pembuatan konten horor setingan oleh para kreator, bahkan hingga ada yang digerebek karena dianggap meresahkan. Lalu seperti apa sebenarnya kondisi dan suasana bangunan peninggalan zaman penjajahan Belanda itu?
Terletak Jalan Rumah Sakit Nomor 13, RT 03/ RW 01, Dukuh Bojong, Kelurahan Panjer, Kecamatan Kebumen, bangunan ini berdiri sejak sekitar tahun 1916. Sebelum menjadi RSUD Kebumen, pada saat zaman penjajahan Belanda dahulu, rumah sakit ini bernama Hospital Panjurung atau Rumah Sakit Zending.
"Dulu namanya Rumah Sakit Zending, yang dikelola oleh Pemerintah Belanda," kata Direktur RSUD Soedirman Kebumen, dr Widodo Suprihantoro, saat dihubungi detikJateng, Jumat (16/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh Belanda, Widodo menjelaskan, rumah sakit tersebut pernah diserahkan kepada Jepang sebelum akhirnya diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pengelolaan rumah sakit kemudian diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Kebumen. Menurut SK Menkes No 31/Birhub/1972, RS tersebut ditetapkan sebagai RS tipe D.
"Kemudian RSUD Kebumen ditetapkan sebagai rumah sakit tipe C berdasarkan SK Menkes RI Nomor 233/Menkes/SK/VI/1983," jelasnya.
Diketahui, bangunan rumah sakit itu berdiri di atas lahan seluas 29.448 meter persegi. Karena sudah tua dan rapuh, sejak tahun 2014 bangunan tersebut tak lagi digunakan sebagai RSUD Kebumen dan operasional rumah sakit pindah ke gedung baru di Jl Lingkar Selatan Kebumen dengan nama RSUD dr Soedirman.
"Sejak tahun 2014 sudah pindah ke gedung baru dan namanya menjadi RSUD dr Soedirman," imbuhnya.
![]() |
Saat detikJateng mendatangi bangunan eks RSUD Kebumen yang kini kosong, nampak beberapa coretan di dinding. Pintu dan jendela rusak, lantai lorong yang menghubungkan ruangan satu dengan lainnya juga terlihat kotor dan ditumbuhi rumput liar di sisi kanan dan kiri.
Semua ruangan nampak kosong tak ada sedikit pun barang yang tertinggal dan langit-langit sebagian sudah rontok. Meski di siang bolong, suasana sunyi dan dingin menyergap di setiap sudut bangunan. Mungkin, ini lah yang menjadi alasan kenapa tempat ini dirasa cocok untuk membuat konten horor.
Simak lebih lengkap di halaman berikutnya...
Diberitakan sebelumnya, sebuah video penggerebekan konten kreator saat membuat konten horor viral di media sosial. Dalam video yang diambil di bangunan bekas RSUD Kebumen itu, dijelaskan bahwa konten tersebut palsu alias setingan.
Menanggapi hal tersebut, ketua RT setempat, Mahmudin (47), mengaku bahwa konten kreator horor tersebut sempat ke rumah untuk meminta izin namun tidak ketemu dengannya langsung. Mengenai penggerebekan yang terjadi, ia beserta warga setempat justru mengaku tidak tahu.
"Kemarin ada kejadian itu tahunya malah dari tetangga pada ribut. Sebelum bikin itu izinnya sama istri, saya sendiri sedang ada kepentingan. Kita sendiri nggak tahu yang nggerebek itu siapa. Saat itu memang ada dua channel (yang bikin konten). Yang nggerebek nggak tahu, mungkin sesama konten kreator, bukan warga masyarakat sini. Itu hantu-hantu buatannya dibawa ke mana juga nggak tahu, mungkin dibawa pulang lagi," jelas Mahmudin saat ditemui detikJateng.
Mahmudin menjelaskan, penggerebekan kemungkinan terjadi sekitar sepekan yang lalu ketika konten kreator tersebut mendatangi bangunan bekas RSUD itu. Tak hanya sekali saja, namun sudah berkali-kali para konten kreator lain juga mendatangi tempat tersebut. Ia pun berharap agar para konten kreator bijak dalam membuat konten dan tidak menyesatkan.
"Itu bikinnya sekitar seminggu yang lalu. Sebelumnya sering, banyak yang bikin konten. Kadang-kadang tanpa sepengetahuan saya sudah masuk (ke bangunan) sendiri. Harapan kami sebagai yang mempunyai lingkungan khususnya warga Kebumen ya harapannya itu monggo bikin konten yang wajar-wajar aja," imbuhnya.