Rombongan campursari itu berasal dari Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Temanggung. Rombongan tengah perjalanan pulang usai pentas.
"Ini merupakan grup campursari dari Desa Gandurejo. Saat perjalanan pulang, daerah Pasar Kertek, ada bus yang diduga rem blong dan menabrak mobil pikap rombongan campursari," kata Nur Rohmat, Kepala Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Temanggung, saat ditemui di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo, Sabtu (10/9/2022).
Enam korban meninggal dunia merupakan penumpang dari pikap L300 yang membawa rombongan campursari. Dari enam korban tersebut, tiga di antaranya adalah warga Desa Gandurejo.
"Ada enam korban meninggal dunia. Dan yang dari desa kami itu ada tiga orang," sebut Nur.
Tiga orang tersebut adalah pemain pemain keyboard, penabuh gamelan, serta MC. Bahkan tiga korban tersebut masih satu keluarga.
"Itu yang dari desa kami ada yang meninggal dunia tiga orang masih satu keluarga. Yang dua kakak-adik dan yang satunya sepupu," terangnya.
Korban akan langsung dimakamkan hari ini. Saat ini, pihaknya sudah menyiapkan tempat pemakaman jenazah.
"Tadi katanya kurang ambulans, makanya saya ke sini bawa ambulans. Dan untuk pemakaman sudah kami siapkan. Jadi langsung dimakamkan hari ini juga," tambahnya.
Sedangkan satu lagi mobil pikap L300 yang ditabrak bus merupakan rombongan kesenian ebeg. Satu penumpangnya mengalami luka-luka.
"Ada empat orang yang ada di mobil ini. Dari empat orang hanya ada satu korban. Yakni adik saya karena duduk di bak dan terpental jatuh," ujar Hari, kakak korban warga Desa Sumberdalem, Kecamatan Kertek, Wonosobo.
Ia menjelaskan rombongan tersebut hendak mengembalikan gamelan di Balai Desa Sumberdalem. Namun saat melintas di daerah Pasar Kertek tertabrak bus pariwisata yang hilang kendali.
" Ini rombongan kesenian ebeg mau mengembalikan gamelan ke Balai Desa Sumberdalem, Kecamatan Kertek. Habis selesai pentas," terangnya.
(apl/rih)