Batu Lumpang di Tengah Sawah Klaten Dievakuasi, Diduga Peninggalan Abad 9 M

Batu Lumpang di Tengah Sawah Klaten Dievakuasi, Diduga Peninggalan Abad 9 M

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 08 Sep 2022 18:58 WIB
Evakuasi batu lumpang dari sawah Desa Gayamprit, Kecamatan Klaten Selatan, Kamis (8/9/2022).
Evakuasi batu lumpang dari sawah Desa Gayamprit, Kecamatan Klaten Selatan, Kamis (8/9/2022). (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Sebuah batu berbentuk lumpang dievakuasi tim Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten, Pemprov dan BPCB Jateng. Batu yang diperkirakan peninggalan masa klasik ini dievakuasi dari Desa Gayamprit, Kecamatan Klaten Selatan.

"Kita perkirakan itu dari masa klasik, atau masa Hindu-Budha (abad 8-9 M). Mengingat tidak ada permukiman di lokasi," jelas pengelola cagar budaya Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng, Deny Wahyu Hidayat kepada detikJateng, Kamis (8/9/2022) siang usai evakuasi.

Menurut Deny, batu tersebut di masa lalu digunakan untuk tempat minum kuda atau binatang lainnya. Benda tersebut bukan bagian sebuah bangunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukan bagian bangunan karena tidak ada tanda keberadaan sebuah bangunan. Baik bangunan candi atau patirtan," terang Deny.

Lokasi tersebut, lanjutnya, merupakan sawah dan batu lumpang itu di tengah sawah. Bisa jadi di masa lalu sawah tersebut adalah permukiman.

ADVERTISEMENT

"Bisa saja dulu permukiman, kita juga tidak tahu. Batu dievakuasi ke Monumen Juang 45 Klaten agar dirawat," lanjut Deny.

Sementara Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten, Widowati menjelaskan evakuasi dilakukan setelah ada laporan dari pemilik lahan. Informasinya lokasi akan digunakan untuk warung.

"Informasinya akan digunakan untuk warung. Dinas menerima laporan kemudian dikoordinasikan dengan BPCB, tadi juga ada kades," papar Widowati kepada detikJateng.

Dijelaskan Widowati, batu lumpang tersebut posisinya di tengah sawah. Tidak ada bangunan lainnya atau bekas bangunan di lokasi.

"Tidak ada bekas bangunan di lokasi. Diperkirakan untuk menaruh air minum kuda atau binatang lainnya," papar Widowati.

Bentuk batu tersebut cenderung seperti lingkaran dengan lubang di tengah dengan ukuran panjang 121 centimeter.

"Panjangnya 121 centimeter, tingginya 47 centimeter dengan lubang di tengah. Kita evakuasi ke Monumen Juang 45 dikumpulkan dengan benda cagar budaya lain," pungkas Widowati.




(aku/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads