Warga Cerita Penyebab Dusun Puntingan Magelang Kini Tak Berpenghuni

Warga Cerita Penyebab Dusun Puntingan Magelang Kini Tak Berpenghuni

Eko Susanto - detikJateng
Sabtu, 03 Sep 2022 13:50 WIB
Suasana Dusun Puntingan, Desa Dlimas, Kecamatan Tegalrejo, yang ditinggalkan para penghuninya.
Suasana Dusun Puntingan, Desa Dlimas, Kecamatan Tegalrejo, yang ditinggalkan para penghuninya. (Foto: Eko Susanto/detikJateng)
Kab Magelang -

Dusun Puntingan, Desa Dlimas, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, disebut desa mati karena tak berpenghuni. Warga menyebut penghuni dusun itu pindah karena tak kerasan. Apa penyebabnya?

Pantauan detikJateng, suasana di Dusun Puntingan lengang. Namun ada juga warga yang tengah beraktivitas di bekas dusun ini.

"Kalau siang agak ramai orang aktivitas di kebun, tapi kalau sudah jam 5 sore sepi. Apalagi kalau musim-musim hujan. Mungkin yang punya lahan di sekitar sini berani ke sini, tapi kalau sudah jam 5 pulang. Kalau sendiri nggak berani. Nggak ada penerangan juga. Yang digunakan sekarang tinggal musala," kata Kepala Urusan Pelayanan Desa Dlimas, Sakdan saat ditemui di lokasi, Jumat (2/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya tidak mengetahui penyebab para penghuni Dusun Puntingan tersebut meninggalkan lokasi. Dulunya juga ramai, namun semenjak para penghuni pindah menjadi sepi.

"Kalau saya sebagai warga Dlimas, mungkin kurang paham tentang kurang masyarakat. Ya dulunya ramai ketika masih ada rumah sekitar 7 atau 6 itu ramai, masyarakat juga ramai. Dulunya orang Puntingan itu kegiatan mingguan atau bulanan tetap ikut masyarakat Dlimas RT 06," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu menurut warga Dusun Nglarangan Desa Dawung, Muhtar mengatakan kepindahan warga dusun tersebut karena tidak kerasan.

"Ya karena tidak kerasan atau bagaimana. (nggak kerasan) Kira-kira menurut yang menghuni di situ kiranya angker yang menjadikan tidak kerasan," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Dlimas Saebani mengatakan, dulunya Dusun Puntingan penghuninya banyak, semakin berkurang seiring berjalannya waktu.

"Cerita itu dulu pada waktu Belanda karena puntingan itu juga rumah-rumahnya banyak, tapi setelah ganti tahun penghuni sama pindah, meninggal. Akhirnya sampai semua penghuninya tidak ada yang berani menghuni di wilayah Puntingan," tuturnya.

"(nggak berani) Ya dikarenakan memang orang tuanya sudah meninggal dengan adanya pergantian zaman itu anak-anaknya itu sama pindah ke ada Sumatera, ada yang ke dusun sebelah, seperti itu," tuturnya.

Saat disinggung apakah kepentingan karena diganggu makhluk halus, kata dia, tidak mengetahuinya.

"Kalau itu saya tidak tahu, tapi kalau (warga) pergi dari dusun itu pas masih sehat-sehat. Cuma yang terakhir itu yang sudah tua dan sakit," katanya.

Saksikan juga Sosok minggu ini, 'Ibu' Bayi-Bayi HIV

[Gambas:Video 20detik]



(aku/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads