Kenali 2 Penyebab Mati Suri Menurut Medis, Lazarus Syndrome-NDE

Kenali 2 Penyebab Mati Suri Menurut Medis, Lazarus Syndrome-NDE

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 30 Agu 2022 04:03 WIB
Ilustrasi jenazah
Ilustrasi. Foto: Thinkstock
Solo -

Dalam Kamus Bahasa Besar Indonesia versi online, mati suri berarti 'tampaknya mati, tetapi sebenarnya tidak'. Sedangkan dalam dunia medis, mati suri dikenal dengan dua istilah, yaitu Lazarus Syndrome dan Near Death Experiece (NDE). Berikut penjelasannya.

3 Jenis Kematian Secara Medis

Dikutip dari laman resmi Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya, ners.unair.ac.id, kematian secara biologis merupakan berhentinya proses aktivitas dalam tubuh biologis seorang individu. Tanda-tanda kematian meliputi hilangnya fungsi otak, berhentinya detak jantung, berhentinya tekanan aliran darah, dan berhentinya proses pernapasan.

Dalam artikel Menguak Tabir Kejadian Mati Suri menurut Medis karya Naili Raudiatus Zahra, dilansir ners.unair.ac.id, kematian secara medis dibagi menjadi tiga yaitu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Mati klinis

Mati klinis ditandai dengan berhentinya pernapasan dan detak jantung (masih memiliki kemungkinan hidup).

2. Mati otak

Mati otak ditandai ketika semua fungsi otak berhenti (masih memiliki kemungkinan hidup).

ADVERTISEMENT

3. Final kematian secara biologis

Kematian ini ditandai dengan kematian miliaran sel-sel dalam tubuh.

2 Jenis Mati Suri menurut Medis

Dalam artikelnya, Naili Raudiatus Zahra menuliskan bahwa fenomena mati suri atau orang dapat hidup kembali setelah mengalami kematian sebenarnya dapat dijelaskan secara medis.
Dalam Medis, fenomena mati suri bisa terjadi karena orang itu diduga sedang mengalami Lazarus Syndrome atau Near Death Experience. Berikut penjelasannya.

Tentang Lazarus syndrome

Lazarus Syndrome adalah sindrom yang mengacu pada sirkulasi darah seseorang yang kembali secara spontan, setelah jantung berhenti berdetak dan gagal untuk memulai kembali meskipun telah dilakukan resusitasi kardiopulmoner (CPR). Bahasa awamnya, orang itu hidup atau jantungnya berdetak kembali setelah dinyatakan meninggal.

Seperti diketahui, jantung bertugas memompa darah ke semua organ dan jaringan di tubuh. Ketika jantung berhenti berdetak, sirkulasi darah pun berhenti, dan organ mengalami kegagalan karena tidak lagi mendapatkan oksigen.

Menurut Naili, biasanya alasan jantung berhenti tidak dapat dikoreksi atau dibalik, dan kematian akan segera menyusul walaupun telah dilakukan CPR. Meskipun begitu, terkadang CPR dapat berhasil dan memulai kembali kerja jantung, terutama jika penyebabnya adalah masalah yang dapat dibalik.

Sindrom Lazarus terjadi ketika masalah itu teratasi dengan sendirinya segera setelah CPR berhenti dan jantung mulai berdetak lagi.

Tentang Near Death Experience dan penyebabnya ada di halaman selanjutnya...

Near Death Experience

Near Death Experience merupakan pengalaman persepsi sadar, termasuk pengalaman emosional, berhubungan dengan diri sendiri, spiritual, dan mistik yang terjadi pada seseorang yang dekat dengan kematian atau dalam situasi ancaman fisik atau emosional yang akan segera terjadi.

Patofisiologis dari Near Death Experience masih belum diketahui hingga saat ini. Patofisiologi adalah ilmu tentang gangguan fungsi organ yang meliputi asal penyakit, sebab, dan akibatnya.

Dalam artikelnya, Naili mengatakan orang yang memiliki pengalaman Near Death Experience cenderung mempunyai gangguan tidur REM. Fase REM didefinisikan sebagai gerakan mata yang cepat dan acak (saccadic), hilangnya konus otot, kecenderungan menuju mimpi yang jelas dan aktivasi kortikal.

"Orang yang Near Death Syndrome umumnya dapat merasakan rasa harmoni dengan alam semesta, waktu terasa berjalan cepat atau lambat, melihat arwah atau roh religius bahkan memasuki dunia lain yang tidak wajar," tulis Naili.

2 Faktor Penyebab Mati Suri

Seseorang yang mengalami mati suri biasanya akan menunjukkan beberapa tahapan dan tanda kematian seperti kematian pada umumnya, tapi kemudian hidup kembali.

Dikutip dari artikel Menguak Tabir Kejadian Mati Suri menurut Medis, ada beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan fenomena mati suri, seperti:

1. Hiperkalemia

Hiperkalemia adalah kondisi yang disebabkan oleh kadar kalium dalam darah yang terlalu tinggi. Kalium berfungsi memperlancar fungsi otot, saraf, dan jantung. Ketika mengalami hiperkalemia, aktivitas listrik di dalam jantung akan terganggu. Hal itu mengakibatkan detak jantung melambat dan dapat berujung pada koma, sehingga seolah-olah meninggal.

2. Udara Terperangkap dalam Paru-paru

Ketika pasien mengalami henti jantung, koma, atau gagal napas, pasien memerlukan tindakan medis berupa CPR. Meski dianggap pertolongan utama dalam penanganan henti jantung, sejumlah penelitian menyebutkan bahwa tindakan ini terkadang dapat menimbulkan efek lain pada tubuh yaitu penumpukan udara di dalam rongga dada dan paru-paru yang seakan-akan menyebabkan sirkulasi dan aliran darah terhenti.

Namun, setelah CPR dihentikan selama beberapa waktu singkat, tekanan udara yang meningkat ini bisa perlahan menurun, sehingga membuat aliran darah dan pernapasan pasien kembali lancar. Kondisi ini biasanya terlihat ketika pasien yang mendapatkan CPR bisa kembali menunjukkan respons tubuh, seperti tersadar, bernapas spontan, batuk, atau kembali bisa bergerak.

Mengantisipasi Mati Suri

Naili menjelaskan, kejadian mati suri sering terjadi dalam dunia medis. Maka itu sebelum pasien dinyatakan meninggal, tim medis akan menunggu dan memantau pasien sekitar 10-15 menit usai menghentikan tindakan CPR.

Sebab, orang yang mengalami mati suri akan kembali 'hidup' setelah dinyatakan meninggal dalam waktu sekitar 10 hingga 30 menit. Namun, pada kasus yang sangat jarang terjadi, ada juga orang yang bisa kembali hidup dalam waktu beberapa jam setelah ia dinyatakan meninggal.

Halaman 2 dari 2
(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads