Kerusuhan napi terorisme di Rutan Mako Brimob terjadi pada awal Mei 2018. Sembilan polisi disandera dalam peristiwa itu. Empat polisi dapat dievakuasi dalam kondisi cedera dan lima lainnya gugur dengan luka parah. Kisah mencekam itu bisa kamu tonton dalam film Sayap Sayap Patah di bioskop hari ini, Rabu (24/8/2022).
Dilansir detikNews, kerusuhan itu bermula pada Selasa (8/5/2018) sore. Awalnya, ada seorang napi yang ribut soal makanan titipan keluarga. Informasi saat itu, makanan tersebut dititipkan kepada seorang petugas. Namun petugas itu kemudian sedang tidak bertugas atau sedang keluar.
"Jadi (petugas itu) dicari-cari nggak ada. Dia (napi) bikin ribut, goyang-goyang, (menanyakan) mana titipan makanannya. Ribut, ribut, sehingga memicu yang lain," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mako Brimob Depok, Rabu (9/5/2018), dikutip dari detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa itu disebut terjadi pukul 17.00 WIB. Malamnya, sekitar pukul 23.50 WIB, polisi bersenjata lengkap berjaga di lokasi. Secara bertahap polisi memasang mobile security barrier dan menutup jalan ke lokasi. Penjagaan di Mako Brimob diperketat.
Awalnya keributan disebut berawal dari persoalan makanan. Tapi belakangan diketahui para napi teroris itu ingin bertemu pimpinan JAD Aman Abdurrahman alias Oman. "Ya biasa, itu kan sebagai pimpinannya," kata Irjen Setyo Wasisto, Rabu (9/5/2018), dikutip dari detikNews.
Soal tuntutan lain yang diajukan para napi, Setyo saat itu tidak menjelaskan karena proses negosiasi masih berlangsung. "Tuntutannya nggak boleh diekspos," ujarnya. Beberapa waktu kemudian, Oman dijatuhi vonis mati berkaitan dengan sederet aksi terorisme.
Dalam kerusuhan itu, para napi teroris melakukan penjebolan sekat di dalam rutan menggunakan berbagai barang yang mereka temukan. Mereka juga menyandera 9 polisi. Empat polisi dapat dievakuasi, namun lima lainnya gugur dengan luka parah. Adapun seorang polisi lagi bisa dibebaskan.
"Senjata dia dapat dari mana-mana, kan dia jebol ini ke mana-mana. Dia dapat kaca dipecahkan, dia dapat besi, dia dapat apa, ini kan dijebol semua," kata Wakapolri Komjen Syafruddin di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018), dikutip dari detikNews.
Mengenai penyebab gugurnya 5 polisi yang disandera, baca di halaman selanjutnya...
"Yang jelas, dari lima rekan yang gugur, mayoritas luka akibat senjata tajam di leher. Saya ulangi, akibat senjata tajam di leher. Luka itu sangat dalam. Seperti luka dibacok," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen M Iqbal, saat itu.
Wakapolri saat itu menambahkan, para napi teroris tersebut juga sempat merakit bom. "Mereka selama 40 jam melakukan penyanderaan, mereka melakukan kegiatan-kegiatan perakitan bom dan sebagainya. Itu tadi yang diledakkan adalah hasil-hasil bom yang sudah dirakit," kata Komjen Syafruddin di Mako Brimob, Kamis (10/5/2018).
Satu polisi berhasil dibebaskan pada Kamis (10/5/2018) sekitar pukul 00.40 WIB atau setelah kerusuhan berlangsung 29 jam. Bripka Iwan Sarjana dapat dibebaskan setelah polisi melakukan penawaran. "Mereka minta makanan, maka kita bujuk, mereka mau membebaskan," ungkap Irjen Setyo Wasisto.
Polri mencatat lebih dari 350 terduga teroris ditangkap usai kerusuhan berdarah di Rutan Salemba cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. "Lebih dari 350 (terduga teroris) ditangkap. Ini ada barang buktinya," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Selasa (4/9/2018).
Kisah nyata kerusuhan di Rutan Mako Brimob 4 tahun silam itu diangkat sutradara Rudi Soedjarwo dalam film Sayap Sayap Patah yang dirilis di bioskop Indonesia sejak Kamis (18/8/2022) pekan lalu. Film itu oleh Nicholas Saputra dan Ariel Tatum.
Dalam Sayap Sayap Patah, Nicholas Saputra memerankan tokoh Aji, anggota Densus 88 yang turut disandera dalam kerusuhan itu. Dalam postingannya di Instagram pada Sabtu (20/8), Rudi Soedjarwo menuliskan Sayap Sayap Patah dibuat untuk mengenang anggota polisi yang gugur dalam peristiwa kerusuhan di Mako Brimob tahun 2018.
"Film ini tidak hanya untuk mengenang korban yang gugur di kerusuhan Mako Brimob 2018, tapi buat gue ini adalah secuil persembahan untuk ibu gue yang sudah mendampingi bapak dalam suka dan duka sebagai istri polisi. Dan Ibu yang sudah membesarkan gue hingga bisa seperti ini. Terima kasih, Ibu," kata Rudi yang mendiang ayahnya juga mantan petinggi polisi.