Mengenang 36 Jam Kerusuhan di Mako Brimob dalam Film Sayap Sayap Patah

Mengenang 36 Jam Kerusuhan di Mako Brimob dalam Film Sayap Sayap Patah

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 24 Agu 2022 11:06 WIB
Mako Brimob Terkini
Mako Brimob Terkini (Mei 2018). Foto: Grandyos Zafna
Solo -

Kerusuhan napi terorisme di Rutan Mako Brimob terjadi pada awal Mei 2018. Sembilan polisi disandera dalam peristiwa itu. Empat polisi dapat dievakuasi dalam kondisi cedera dan lima lainnya gugur dengan luka parah. Kisah mencekam itu bisa kamu tonton dalam film Sayap Sayap Patah di bioskop hari ini, Rabu (24/8/2022).

Dilansir detikNews, kerusuhan itu bermula pada Selasa (8/5/2018) sore. Awalnya, ada seorang napi yang ribut soal makanan titipan keluarga. Informasi saat itu, makanan tersebut dititipkan kepada seorang petugas. Namun petugas itu kemudian sedang tidak bertugas atau sedang keluar.

"Jadi (petugas itu) dicari-cari nggak ada. Dia (napi) bikin ribut, goyang-goyang, (menanyakan) mana titipan makanannya. Ribut, ribut, sehingga memicu yang lain," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mako Brimob Depok, Rabu (9/5/2018), dikutip dari detikNews.

Peristiwa itu disebut terjadi pukul 17.00 WIB. Malamnya, sekitar pukul 23.50 WIB, polisi bersenjata lengkap berjaga di lokasi. Secara bertahap polisi memasang mobile security barrier dan menutup jalan ke lokasi. Penjagaan di Mako Brimob diperketat.

Awalnya keributan disebut berawal dari persoalan makanan. Tapi belakangan diketahui para napi teroris itu ingin bertemu pimpinan JAD Aman Abdurrahman alias Oman. "Ya biasa, itu kan sebagai pimpinannya," kata Irjen Setyo Wasisto, Rabu (9/5/2018), dikutip dari detikNews.

Soal tuntutan lain yang diajukan para napi, Setyo saat itu tidak menjelaskan karena proses negosiasi masih berlangsung. "Tuntutannya nggak boleh diekspos," ujarnya. Beberapa waktu kemudian, Oman dijatuhi vonis mati berkaitan dengan sederet aksi terorisme.

Dalam kerusuhan itu, para napi teroris melakukan penjebolan sekat di dalam rutan menggunakan berbagai barang yang mereka temukan. Mereka juga menyandera 9 polisi. Empat polisi dapat dievakuasi, namun lima lainnya gugur dengan luka parah. Adapun seorang polisi lagi bisa dibebaskan.

"Senjata dia dapat dari mana-mana, kan dia jebol ini ke mana-mana. Dia dapat kaca dipecahkan, dia dapat besi, dia dapat apa, ini kan dijebol semua," kata Wakapolri Komjen Syafruddin di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018), dikutip dari detikNews.

Mengenai penyebab gugurnya 5 polisi yang disandera, baca di halaman selanjutnya...

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT