Pakar Gesture Analisis Wajah Ferdy Sambo Usai Dipecat: Dominan Marah

Nasional

Pakar Gesture Analisis Wajah Ferdy Sambo Usai Dipecat: Dominan Marah

Tim detikNews - detikJateng
Jumat, 26 Agu 2022 19:13 WIB
Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo (tengah) berjalan keluar ruangan usai mengikuti sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) di Gedung Transnational Crime Center (TNCC) Divisi Propam Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/8/2022) dini hari. Pimpinan sidang KKEP yakni Kepala Badan Intelijen Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komjen Pol Ahmad Dofiri memutuskan bahwa Ferdy Sambo disanksi Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) sebagai anggota Polri selain itu juga dijatuhkan sanksi etik dengan dinyatakan sebagai perbuatan tercela dan sanksi administratif berupa penempatan khusus selama 40 hari atas kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Ferdy Sambo. Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Solo -

Ferdy Sambo baru saja dipecat dari Polri usai sidang etik tertutup digelar di Gedung TNCC Polri pada Kamis (25/8). Dilansir detikNews, setelah berlangsung selama 17 jam, Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri selaku pimpinan sidang memutuskan untuk memberhentikan secara tidak hormat Ferdy Sambo dari Polri.

Namun Sambo kemudian mengajukan banding atas keputusan tersebut. Usai dipecat dari Polri, ekspresi wajah Sambo disebut mengandung rasa amarah dan kesedihan.

Hal ini diungkapkan langsung oleh pakar gesture Handoko Gani, yang merupakan instruktur Ahli Deteksi Kebohongan dari dunia sipil yang bergelar diploma di bidangnya. Ia juga memiliki otoritas untuk menggunakan alat Layerd Voice Analysis (LVA).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika itu memang keliatan ada rasa marahnya yang sangat dominan dan juga masih memperlihatkan sisa-sisa kesedihan, " terang Handoko dikutip dari detikNews, Jumat (26/8/2022).

"Jadi kalau dari foto itu saja, mungkin itu mewakili tindakan banding yang dilakukan," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Handoko menyebut dari foto-foto Sambo setelah dipecat hanya tampak kemarahan dan kesedihan, dan tidak ada emosi selain itu.

"Marah itu kan ada banyak. Marah sekali dan kurang marah itu kan ada. Kalau kita melihat dari upaya banding saja, kita nggak bisa lihat. Selain dari foto-foto itu, nggak kelihatan emosi lain," ungkapnya.

Handoko turut menegaskan bahwa dari ekspresi marah tersebut tidak bisa langsung ditafsirkan penyebabnya.

"Dan yang paling dominan dari marah dan sedih, yang paling dominan itu marah. Tapi kita nggak tahu marahnya kenapa ya. Jadi nggak boleh interpretasi," terangnya.




(apl/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads