.webp)
Wanita transgender asal Jepang tidak bisa memperoleh hak asuh dan status legal sebagai orang tua anak keduanya. Pengadilan Tinggi Tokyo, Jepang menolak permohonan transgender berusia 40-an tahun ini sebagai orang tua atau wali yang legal.
Wanita transgender itu hanya diberikan hak asuh dan status legal terhadap anak pertamanya. Sedangkan untuk anak kedua ia dinilai tidak berhak karena ketika anaknya lahir dirinya sudah bertransisi dari pria menjadi wanita.
Dikutip dari Wolipop, transgender yang terlahir dengan jenis kelamin laki-laki ini menjalani operasi ganti kelamin pada 2018. Kemudian ia memiliki dua anak dari pasangan wanitanya melalui program bayi tabung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak kedua sendiri lahir pada 2020, tepat dua tahun setelah ia mengubah status jenis kelamin di kartu keluarga. Maka dengan pertimbangan tersebut lah, pada Februari 2022 secara resmi Pengadilan Keluarga di Tokyo menolak permohonan wanita transgender itu sebagai orang tua resmi anak keduanya.
Keputusan hakim tetap tegak sesuai aturan hukum di Jepang tentang hak pengasuhan anak, meskipun pasangan wanitanya telah mengizinkan.
"Hingga saat ini tidak ada satupun hukum di Jepang yang mengakui hak-haknya sebagai orangtua" tegas Hakim Toshikazu Kino, yang menolak permohonan tersebut, seperti dilansir Wolipop, Selasa (23/8/2022).
Jepang sendiri menjadi satu-satunya negara dari anggota G7 (Group of Seven) yang tidak mengakui pernikahan sesama jenis. Perubahan gender maupun jenis kelamin hanya diatur di bawah undang-undang khusus tentang disforia gender, yaitu sebuah kondisi yang menyebabkan seseorang merasa tertekan karena ada ketidakcocokan antara jenis kelamin dan identitas gender.
(aku/mbr)
