Semarak peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia tidak hanya dirasakan di tanah air. Di Jerman, para Diaspora berkumpul untuk melakukan lomba hingga upacara bendera.
Mahasiswa Program Doktoral di Goethe Universitat Frankfurt, Wahid Abdulrahman menceritakan pengalamannya kepada detikJateng lewat keterangan yang dikirim via pesan singkat.
"Rangkaian kegiatan yang berpusat di Wisma Indonesia KJRI Frankfurt diikuti oleh diaspora dan warga Jerman," kata Wahid kepada detikJateng, Rabu (17/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan rangkaian peringatan HUT RI ke-77 di sana sudah dilakukan beberapa hari sebelum puncak acara berupa upacara. Lomba-lomba khas 17-an yang digelar menjadi obat rindu diaspora yang lama di Jerman.
"Beberapa hari sebelum puncak acara berbagai perlombaan rakyat seperti balap bakiak, makan krupuk, balap karung, tarik tambang, dan catur diselenggarakan. Aneka lomba rakyat ini menjadi nostalgia bagi para diaspora yang telah lama meninggalkan Indonesia," ujarnya.
Hari ini, upacara 17 Agustus diikuti 500 peserta dengan khidmat. Pasukan pengibar bendera berasal dari pelajar dan komandan upacara yakni Mayor Inf Ilham dari TNI yang sedang studi di Jerman. Lagu-lagu perjuangan seperti 'Maju Tak Gengar', 'Berkibarlah Benderaku', 'Hari Kemerdekaan' dikumandangkan dan diikuti oleh seluruh peserta.
"Setelah upacara selesai kegiatan dilanjutkan dengan pertunjukan seni mulai gamelan, lagu-lagu daerah, puisi, fashion show hingga tembang kenangan dari para diaspora di Jerman sehingga menambah suasana menjadi semakin meriah," katanya.
Dalam rangkaian acara itu, KJRI Frankfurt juga melaunching aplikasi bernama 'Sedulur' yaang merupakan aplikasi buatan anak negeri yang bertujuan untuk saling membantu dan mendekatkan antar diaspora Indonesia dalam semangat gotong royong.
Baca juga: Pesona Sang Saka Raksasa di Puncak Alap-alap |
"Aplikasi ini berguna bagi mereka yang baru pindah ke Jerman dan memerlukan bantuan untuk kebutuhan awal," jelas Wahid.
Nuriyatul Lailiyah, mahasiswa doktoral Goethe University Frankfurt ikut datang sebagai salah satu peserta upacara dengan membawa kedua anaknya yang berusia 7 dan 8 tahun. Menurutnya, upacara dan peringatan hari kemerdekaan RI tersebut merupakan cara menjaga memori sekaligus memupuk nasionalisme ke-Indonesiaan bagi anak-anak mengingat hal tersebut tidak diperoleh di sekolah di Jerman.
"Hormat kepada bendera Merah Putih, bersama menyanyikan lagu-lagu nasional membuat anak tahu dan ingat akan Indonesia sebagai tumpah darah mereka," kata Nuriyatul.
(sip/sip)