Seorang purnawirawan tentara, Haryanto membagikan angpao kepada ribuan anak yatim-piatu di Kudus dan sekitarnya untuk menyambut Hari Kemerdekaan, Minggu (14/8/2022). Total angpao yang dibagikan senilai Rp 1 miliar.
Lantas, siapa sebenarnya Haryanto?
Saat kita melakukan perjalanan melalui jalur Pantura, kita pasti akan sering bertemu dengan bus PO Haryanto. Pensiunan tentara itu merupakan pemilik perusahaan bus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia awalnya masuk menjadi seorang tentara pada 1979. Dia bertugas di Arhanudri 1/Kostrad di Tangerang.
Saat awal menjadi tentara dia harus hidup dengan sangat sederhana. Bahkan, dia harus mengontrak di rumah yang tidak layak agar bisa menabung. Untuk menambah penghasilannya, dia memiliki sampingan menjadi pengemudi angkot.
"Gaji tentara saat itu berapa, saya gajiannya Rp 18 ribu, kita ngontrak pertama kali di kandang ayam lho. Tapi tetap semangat, tidak lelah. Kita sambil bekerja," kenang Haryanto saat ditemui, Minggu (14/8/2022).
"Alhamdulillah dapat uang sedikit-sedikit kita kumpulin, kita titipkan ada berapa Rp 750 ribu buat angkot, itu awalnya kredit. Alhamdulillah berkembang-berkembang," katanya melanjutkan.
![]() |
Dia memulai usaha angkotnya pada 1984. Usaha itu terus berkembang. Pada 2002, dia lantas mengembangkan usahanya ke bidang transportasi bus. Agar bisa lebih fokus, dia memutuskan untuk mengajukan pensiun saat menyandang pangkat kopral kepala.
Kini usahanya berkembang pesat. Dia memiliki ratusan armada bus. "Sekarang ada 250 armada bus," katanya.
Semua bus yang dimilikinya memiliki corak yang khas, yaitu gambar Menara Kudus dan tokoh wayang Werkudara.
"Menara itu ciri khas orang Kudus, kita punya Sunan Kudus. Lalu wayang itu adalah Werkudara. Werkudara itu adalah wayang tokoh dikenal jujur dan tidak belok kanan kiri, membela yang benar," ungkap dia.
Diberitakan sebelumnya, Haryanto membagikan santunan kepada ribuan anak yatim piatu. Pantauan di lokasi ribuan anak yatim-piatu mulai datang di garasi PO Haryanto, Kudus, Minggu (14/8). Mereka datang dari berbagai kota di sekitar Kudus.
Nuansa kemerdekaan pun terlihat di sela-sela pembagian santunan tersebut. Anak-anak yang datang membawa bendera merah putih. Selain itu, lagu nuansa kemerdekaan bergema di garasi bus PO Haryanto.
Dalam acara tersebut Haryanto terlihat mengenakan pakaian seorang purnawirawan. Tanpa menunggu lama dua langsung memberikan santunan kepada anak-anak yatim piatu yang sudah berkumpul.
Uniknya, selepas menerima santunan, anak-anak diminta untuk mencium bendera merah putih. Hal ini sebagai wujud untuk mencintai tanah air Indonesia.
(ahr/aku)