Lengangnya Dusun Condro Pati Hanya Dihuni 4 Rumah, Warga: Banyak yang Pindah

Lengangnya Dusun Condro Pati Hanya Dihuni 4 Rumah, Warga: Banyak yang Pindah

Dian Utoro Aji - detikJateng
Minggu, 14 Agu 2022 11:53 WIB
Permukiman warga Dusun Condro Desa Karangsumber Kecamatan Winong, Pati yang hanya ada empat rumah, Rabu (10/8/2022).
Permukiman warga Dusun Condro Desa Karangsumber Kecamatan Winong, Pati yang hanya ada empat rumah, Rabu (10/8/2022). (Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng)
Jakarta -

Suasana Dusun Condro Desa Karangsumber Kecamatan Winong, Kabupaten Pati, lengang karena hanya dihuni empat rumah saja. Banyak warga yang memilih keluar dari dusun tersebut.

Satu di antara warga Dusun Condro adalah Pasman. Pasman berusia 61 tahun. Pasman memilih menetap di Dusun Condro bersama sanak keluarganya. Saat detikJateng menemuinya, Pasman tengah membuat jalan permukiman dusun.

Terpantau akses jalan belum diaspal dan masih tanah. Pasman bersama dua pria lainnya tengah membuat jalan. Tampak jalan dusun tersebut sudah terdapat talut, namun belum diaspal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasman pun sempat menunjukan rumahnya. Rumahnya berada di jejeran dua rumah warga lainnya. Rumahnya sudah bagus. Dindingnya terbuat dari batu bata dan dicat biru. Pasman bercerita dulunya total ada sembilan rumah yang ada di Dusun Condro. Namun kini tinggal empat rumah termasuk miliknya.

"Iya sejak lahir sudah di sini. Dulu itu dulunya setahu saya ada sembilan rumah, barat jalan ada empat sebelah timur ada lima rumah. Terus yang timur jalan bapak saya asli itu, cuman akhirnya pindah, karena jalannya masih rusak, listrik belum ada, sepi juga," ungkap Pasman ditemui di lokasi, Rabu (10/8/2022).

ADVERTISEMENT

Pasman mengatakan pada tahun 1990-an jika akses jalan ke dusun tersebut rusak parah. Ditambah kata dia belum ada jaringan listrik masuk ke Dusun Condro. Beruntung kata dia, jaringan listrik sudah masuk ke dusunnya.

Dijelaskan ada empat rumah warga yang ada di Dusun Condro. Mereka adalah Pasman, Warsi, Sani, dan Suntoro. Pasman sendiri tinggal bersama istri dan anaknya.

"Yang sekarang tinggal ada empat rumah saja, Pasman, Warsi, Sani, dan Suntoro. Satu rumah kalau saya ada anak yang kumpul tiga, bapak ibu ada lima orang, Mbah Warsi sendirian, Mbah Sani suami istri, lalu Suntoro keluarga ada empat," jelasnya.

Warga keseharian untuk memenuhi kebutuhan harus menuju Desa Karangsumber ataupun pergi ke Kecamatan Winong. Sedangkan anak-anak untuk sekolah dasar ada di Desa Karangsumber. Anak-anak harus menempuh perjalanan sejauh 1,5 kilometer.

"Sehari-hari adalah petani. Kalau terkait sekolah di SDN 1 Karangsumber, kalau lanjut sesukanya. Yang sekolah dasar 1,5 kilometer dari sini, dekat balai desa. Akses jalan sudah bagus," jelasnya.

Warga lainnya, Sani (63) mengaku sejak lahir tinggal di Dusun Condro. Warga kata dia masih memegang erat kepercayaan turun temurun. Menurutnya warga pindah karena di Dusun Condro sepi dan jauh dari keramaian.

"Mbah Sumar pindah ke Glonggong, pindah ke Karangmalang. Empat rumah ini tetap yang lain pada pindah, yang sebelah timur jalan pindah semua. Karena warganya yang suka di dusun yang ramai," jelas Sani ditemui di lokasi.

Sani pun tampak tengah sibuk mengurus hewan ternaknya. Dia memiliki kandang hewan ternak di depan rumahnya. Meski hanya ada empat rumah, kata Sani kehidupan di Dusun Condro lebih nyaman.

Mitos ini bikin Dusun Condro lengang. Simak di halaman selanjutnya..

Sebelumnya diberitakan, Dusun Condro Desa Karangsumber Pati, hanya dihuni empat rumah. Ada mitos di dusun itu tidak boleh dihuni lebih dari tujuh rumah.

"Terkait adanya dukuh yang unik itu Condro dulu itu memang penduduknya yang bertempat di situ cuman tujuh rumah atau tujuh KK. Karena di situ warga Dukuh Condro mempercayai katanya dari nenek moyangnya tidak boleh lebih dari tujuh rumah itu. Kalau misalkan di dukuh itu lebih dari tujuh rumah dia mempercayai mitos, apakah nanti mendapatkan malapetaka dan sebagainya," terang Kepala Desa Karangsumber, Wardono.

Wardono menyebutkan perkembangan rumah warga di dusun tersebut terus berkurang. Wardono mengatakan rumah warga sekarang tinggal empat rumah atau empat kartu keluarga (KK).

"Perkembangan waktu di situ malah rumah warga berkurang, sampai saat ini tinggal empat rumah atau empat KK. Karena penduduk tinggal di situ mikirnya dukuh tidak boleh menambah, prospek ke depannya semakin sepi atau bagaimana, jadi warga yang di situ yang punya tanah perkampungan di luar dukuh itu memilih pindah," ungkap dia.

Halaman 2 dari 2
(aku/ahr)


Hide Ads