Tersangka pembunuhan berencana Brigadir Yoshua atau Brigadi J, Irjen Ferdy Sambo sempat menjabat sebagai Kapolres Purbalingga pada 2012. Salah satu anggota DPRD Purbalingga, Tongat, mengingat momen Ferdy Sambo sendirian menghalau massa pendukung calon kepala desa yang sempat bersitegang.
"Kejadiannya tahun 2012 pada saat itu ada pemilihan Kepala Desa Karangbanjar Kecamatan Bojongsari. Calonnya ada dua, incumbent H Sobari dan Tatang, saat pengumuman ternyata yang jadi incumbent," kata salah satu anggota DPRD Purbalingga asal Karangbanjar, Tongat kepada detikJateng, Rabu (10/8/2022).
Mendapati pengumuman itu, lanjut Tongat, pendukung Tatang merasa tidak terima. Massa yang marah berkumpul dan melakukan pemblokiran jalan yang sempat menyebabkan respons dari pendukung incumbent.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka pendukung Tatang tidak terima, blokir jalan nggak boleh ada yang lewat selain sesama pendukung, ini kan meresahkan. Sempat mau chaos lama itu," tuturnya.
Akhirnya pada hari kedua dari Polres turun ke lokasi. Sambo kata Tongat mendatangi rumah dia untuk berdiskusi dan mencari solusi dari aksi massa itu.
"Ini kalo dibiarkan bisa perang. Nah Pak Sambo datang ke rumah saya sendirian dia. Karena menganggap saya mungkin tokoh di sini," ujarnya.
Setelah berdiskusi menurutnya Ferdy Sambo akhirnya mendatangi kerumunan massa sendirian. Dia, kata Tongat ,tak mau dikawal oleh anak buahnya.
"Sebetulnya kalo mau dibubarkan polisi dengan pasukannya kan bubar itu, tapi Pak Sambo sendirian cuma ngajak saya mendatangi kerumunan massa. Setelah cukup lama akhirnya dua kubu bubar," lanjutnya.
Pendekatan yang dilakukan Sambo pada waktu itu menurutnya cukup efektif. Karena dua kubu yang berpotensi chaos dapat diredam dengan cara yang baik.
"Itulah Pak Sambo, padahal kan bahaya karena massa sedang emosi. Kok dia berani datang sendirian tanpa pengawal. Kalau menurut saya sih dia baik, jadi kaget juga dengan statusnya sekarang," tutupnya.
(apl/aku)