Tewasnya pemimpin tertinggi Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, berpotensi menimbulkan serangan balasan terutama terhadap kepentingan Amerika Serikat (AS) di seluruh dunia. Warga AS diminta waspada terhadap berbagai kemungkinan serangan dengan banyak taktik.
"Informasi saat ini menunjukkan bahwa organisasi-organisasi teroris terus merencanakan serangan teroris terhadap kepentingan AS di berbagai wilayah di seluruh dunia," demikian pernyataan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS yang dilansir AFP, seperti dikutip detikNews, Rabu (3/8/2022).
"Serangan-serangan ini dapat menggunakan berbagai macam taktik termasuk operasi bunuh diri, pembunuhan, penculikan, pembajakan dan pemboman," demikian dinyatakan oleh Deplu AS dalam pernyataan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan tersebut disampaikan pihak AS terhadap warganya yang melakukan perjalanan ke luar negeri tewasnya Ayman al-Zawahiri dalam serangan pesawat tak berawak di Kabul, Afghanistan pada akhir pekan lalu.
Tewasnya Ayman tersebut disebut sebagai pukulan terbesar bagi Al-Qaeda sejak tewasnya Osama bin Laden, pemimpin Al-Qaeda sebelumnya, pada 2011 lalu. Situasi itulah membuat AS merasa perlu untuk mendesak warganya untuk "menjaga kewaspadaan tingkat tinggi dan mempraktikkan kesadaran situasional yang baik saat bepergian ke luar negeri."
Sebelumnya, Pemerintah AS mengklaim bahwa pihaknya telah mengakhiri riwayat hidup Ayman al-Zawahiri dalam serangan rudal Hellfire pada Minggu (31/7). Ayman disebut sedang berada di balkon sebuah rumah berlantai tiga di Kabul ketika serangan mematikan itu dilakukan sekitar pukul 06.18 waktu setempat.
Pengumuman dari Pemerintah AS tersebut disambut gembira oleh Kerajaan Arab Saudi. Pihak Saudi menyebut Al-Zawahiri sebagai salah satu pemimpin teroris yang memimpin sejumlah operasi di Amerika Serikat dan Arab Saudi.
"Al-Zawahiri telah merencanakan operasi teroris yang menewaskan ribuan orang yang tidak bersalah, termasuk warga Saudi," imbuh pernyataan itu.
(mbr/ahr)