Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengungkap sempat bertemu istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawati, usai baku tembak menewaskan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J. LPSK menyebut Istri Ferdy Sambo terus menangis dalam pertemuan itu.
"Saya bertemu dengan Ibu Ferdy hari Sabtu tanggal 16 Juli. Ibunya masih belum bisa ngobrol saat itu hanya menangis. Mungkin masih terguncang," kata Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias, seperti dilansir detikNews, Jumat (29/7/2022).
Pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari pengajuan permohonan perlindungan yang disampaikan pihak Irjen Ferdy Sambo pada 14 Juli 2022. Susilaningtias mengatakan pertemuan itu untuk kepentingan penelaahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan itu, lanjutnya, Irjen Ferdy Sambo menemani istrinya. Selain itu ada juga anak pertama Irjen Sambo, kuasa hukum dan juga ibu dari Ferdy Sambo.
"Tapi memang ibunya (istri Irjen Sambo) nggak bisa bicara, jadi nggak banyak. Nggak bisa ngobrol gitu saja," ujarnya.
Susilaningtias mengatakan pertemuan dilakukan di kediaman Ferdy Sambo. Dia mengatakan LPSK telah menjadwalkan pertemuan lanjutan untuk asesmen istri Ferdy Sambo.
"Saya belum ada komunikasi (lagi), mungkin teman-teman (yang lain). Yang penting kami sudah mengirimkan surat mau memeriksa, mengagendakan untuk memeriksa kembali Ibu Putri," imbuhnya.
Baca juga: Gempa M 3,4 Guncang Perairan Cilacap |
Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo
Baku tembak antara Brigadir Yoshua dengan Bharada E terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7) sore. Baku tembak itu menewaskan Brigadir Yoshua.
Polisi menyebut baku tembak diawali dugaan pelecehan oleh Brigadir Yoshua terhadap istri Irjen Ferdy Sambo. Brigadir Yoshua merupakan personel kepolisian yang ditugaskan sebagai sopir istri Ferdy Sambo.
Dugaan pelecehan itu disebut membuat istri Ferdy Sambo berteriak. Teriakan itu kemudian didengar Bharada E yang bertugas sebagai pengawal Irjen Ferdy Sambo. Bharada E pun bertanya tentang apa yang terjadi namun direspons dengan tembakan oleh Brigadir Yoshua.
Brigadir Yoshua dan Bharada E kemudian disebut terlibat baku tembak. Brigadir Yoshua tewas dalam baku tembak.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit pun membentuk tim khusus untuk mengusut kasus ini. Selain itu, Komnas HAM dan Kompolnas juga ikut mengusut sebagai tim eksternal.
(aku/sip)