Ganjar Pranowo Pulihkan 251.037 Hektar Lahan Kritis di Jateng

Ganjar Pranowo Pulihkan 251.037 Hektar Lahan Kritis di Jateng

Dea Duta Aulia - detikJateng
Selasa, 26 Jul 2022 16:07 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo
Foto: Pemprov Jateng
Jakarta -

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya untuk memulihkan lahan kritis di Jateng. Hal tersebut dilakukan dengan cara reboisasi dan penghijauan hutan negara dan rakyat pada periode 2014-2021.Hasilnya, dari 634.598 hektar lahan kritis pada di Jawa Tengah, kini sudah ada 251.037 hektar lahan yang telah direhabilitasi.

"Secara umum di Jateng di kurun waktu 2014-2021, kita sudah menangani sekitar 39,5 persen dari luas lahan kritis yang tercatat di 2013. Itu di eranya Pak Ganjar di periode satu dan dua," kata Kabid Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Soegiharto dalam keterangan tertulis, Selasa (26/7/2022).

Ia menjelaskan, salah satu cara untuk memulihkan lahan kritis dengan melakukan penanaman pohon kembali. Pihaknya mencatat, saat ini, sudah ada 101 juta batang pohon yang ditanam untuk reboisasi dan penghijauan di Jawa Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama periode Pak Ganjar sebenarnya beliau sangat menekankan bahwa aspek upaya pemulihan lingkungan ini sangat penting, salah satu visi beliau cintai lingkungan. Selama delapan tahun ini sudah ada sebanyak seratus juta batang pohon yang ditanam untuk penghijauan dan reboisasi," katanya.

101 juta pohon yang ditanam tersebut beragam jenis yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lahan. Untuk rehabilitasi hutan dan lahan produktif dipilih pohon seperti sengon, jati, mahoni, pinus, damar, jabon, suren, kayu putih, dan lainnya.

ADVERTISEMENT

"Kalau untuk pelestarian dan sahabat air kita pilih pohon gayam, aren, beringin, bulu, mangrove, ketapang, kepoh, dan lainnya," jelasnya.

Tak hanya itu, pemerintah setempat pun turut mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan penanaman pohon kembali. Tak hanya masyarakat, BUMN, CSR, dan komunitas pencinta alam turut digandeng agar gerakan menanam pohon ini bisa maksimal.

"Iya, ini bersinergi dengan Pemerintah Pusat, BUMN dan lainnya saling bergandengan tangan. Karena memang ini tanggung jawab bersama," jelasnya.

Selain rehabilitasi lahan dan hutan, pihaknya juga berupaya melakukan perlindungan dan pengelolaan pada kawasan bernilai ekosistem untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati, dan pemanfaatan secara lestari.

Langkah lanjutan yang diambil untuk menjaga lingkungan yakni dengan pembentukan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) baru menarget sejumlah daerah seperti kawasan Hutan Petungkriyono, Gunung Ungaran, Mangrove Cilacap, Gunung Slamet, Gunung Muria, Gunung Prahu, Gunung Bismo, dan lainnya.

"Pada 2014 dilakukan percepatan pembangunan kawasan pelestarian Alam Taman Hutan Raya K.P.A.A Mangkunegara I yang berada di kawasan lereng Lawu, dan di tahun 2015 launching Kebun Raya Baturaden sebagai salah satu kawasan konservasi khusus untuk pengawetan tumbuhan," tutup Soegiharto.

Sebagai informasi tambahan, data Dinas LHK Provinsi Jawa Tengah luas kawasan hutan negara di Jawa Tengah pada tahun 2021 seluas 649.848,59 hektar. Hutan negara terdiri dari hutan konservasi seluas sekitar 15.329,48 hektar, hutan lindung sekitar 83.705,94 hektar, dan hutan produksi seluas sekitar 550.813,17 hektar. Sedangkan hutan milik rakyat diperkirakan seluas 640.393,88 hektar.




(ega/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads