Usai satu kerbau atau kebo bule milik Keraton Kasunanan Surakarta mati terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK), satu kerbau lainnya beranak. Kerbau ini termasuk salah satu kebo bule yang juga terpapar PMK.
Wakil Pengageng Sasono Wilopo Keraton Kasunanan Surakarta, KP Dani Nur Adiningrat, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, kebo bule bernama Nyai Juminten itu beranak dengan kondisi normal.
"Lahirnya kemarin, Sabtu Kliwon, namanya masih belum. Lahirnya normal," kata Dani saat dihubungi detikJateng, Minggu (24/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, srati atau penanggung jawab kebo bule, Heri Sulistyo, mengatakan saat ini kondisi Nyai Juminten masih agak lemas. Meski melahirkan secara normal, kesehatan Nyai Juminten memang menurun karena PMK.
"Memang sebelumnya agak sakit, jadinya agak lemas," katanya.
Menurutnya, induk kebo bule ini sudah beranak enam kali dalam usianya yang 9 tahun. Kebo bule ini termasuk salah satu kerbau yang biasa diikutsertakan dalam kirab malam 1 Suro.
"Nyai Juminten ini lahir 2013, kali ini sudah beranak yang keenam kali. Ini memang kerbau inti yang biasa dikirab," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, satu ekor kebo bule bernama Nyai Apon mati pada Kamis (21/7). Setelah dicek dokter hewan, ternyata kebo bule itu terindikasi PMK. Kini enam ekor kebo bule masih terpapar PMK, termasuk Nyai Juminten.
(bai/sip)