Kebo bule milik Keraton Kasunanan Surakarta terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK). Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Solo menyarankan kepada keraton agar kerbau yang sakit tidak diikutsertakan dalam kirab malam 1 Suro.
Kepala DPKPP Solo Eko Nugroho Isbandijarso mengatakan tim dokter sudah mengecek kondisi kerbau di keraton. Selain kerbau yang mati, masih ada enam kerbau yang terpapar PMK.
"Betul terindikasi PMK, kemarin teman-teman sudah ke sana. Sekarang masih ada enam yang terindikasi PMK," kata Eko saat dihubungi wartawan, Jumat (22/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti tergantung hasil pemeriksaan seperti apa. Kalau memungkinkan ya bisa ikut kirab, tapi menunggu dulu hasilnya. Tapi kalau masih sakit sebaiknya tidak dikirab," imbuhnya.
Menurutnya kerbau yang terpapar PMK sedang menjalani pengobatan dan kondisinya membaik. Kebetulan lokasi kandang enam kerbau tersebut memang terpisah dengan kerbau lainnya
"Ini sedang menjalani pengobatan. Kondisi membaik yang enam ekor. Sudah dipisahkan antara yang sehat dengan yang sakit," katanya.
Eko menjelaskan memang kemungkinan besar enam ekor kerbau itu belum sembuh dari PMK ketika malam 1 Suro. Sebab masa karantina biasanya selesai 14 hari, sedangkan kirab akan digelar 29 Juli 2022 malam.
"Biasanya 14 hari. Besok itu kemungkinan belum sembuh. Kalau yang sakit rekomendasinya tidak dikirabkan," ujar dia.
Selain itu DPKPP juga merekomendasikan agar masyarakat tidak terlalu dekat ke kandang kerbau. Seperti diketahui, setiap hari kandang kerbau di Alun-alun Kidul itu didatangi warga yang ingin memberi makan.
"Masyarakat sebaiknya jangan terlalu dekat. Bukan karena bisa tertular, tapi bisa membawa virus, mungkin kalau di rumah punya ternak bisa tertular," pungkasnya.
(aku/sip)











































