Kecelakaan maut yang melibatkan truk Pertamina di Jl Transyogi, Cibubur, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (18/7) lalu menewaskan 10 orang. Pasangan suami istri (pasutri) asal Purworejo, Jawa Tengah, yang juga ikut menjadi korban tewas, meninggalkan satu anak yang masih berumur 3 tahun.
Pasutri korban kecelakaan maut itu adalah Muhamad Sirot (41) dan Sugiatmi (38) warga Dusun Logung, Desa Pucang Agung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Anak semata wayang mereka, Muhamad Jalaludin (3,5) selamat meski terlibat dalam kecelakaan tersebut.
Saat detikJateng berkunjung ke rumah duka pada Rabu (20/7/2022) siang, nampak sanak saudara korban masih berkumpul. Suasana duka pun masih menyelimuti. Ibu kandung Sirot, Ponisah (75), masih terlihat syok dan masih belum bisa menyembunyikan raut wajah sedih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenazah pasutri tersebut sudah dimakamkan berdampingan di pemakaman desa setempat yang tak jauh dari rumah duka pada Selasa (19/7) malam. Isak tangis keluarga pun mengiringi kepergian Sirot dan Sugiatmi ke tempat peristirahatan terakhir.
"Tadi malam, jenazahnya sampai rumah sekitar jam 22.00 WIB. Terus langsung disalatkan oleh keluarga di rumah dan dibawa ke masjid untuk disalatkan oleh warga. Setelah itu langsung dimakamkan," kata ibu korban, Ponisah dengan mata yang berkaca-kaca.
![]() |
Ponisah menuturkan, ia mengetahui kabar duka tersebut dari perangkat desa setempat pada Selasa (19/7) pagi. Seperti disambar petir, ia pun kaget tidak percaya saat mendengar kabar anak kesayangannya itu mengalami musibah hingga kehilangan nyawa.
"Kaget, syok dan nggak percaya ketika ada yang memberi tahu kabar itu," imbuhnya.
Muhamad Sirot adalah anak pasangan Ponisah dan Almarhum Amad Darodin, anak keenam dari 15 bersaudara. Sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Ponisah sempat punya firasat buruk namun hanya bisa berdoa agar tidak terjadi apa-apa dengan keluarganya.
"Itu pas malam Minggu dan malam Senin kemarin sebelum kejadian. Saya cuma bisa berdoa, nek ala yo lunga nek apik yo manggono (kalau ada sesuatu yang buruk pergilah kalau baik ya tinggalah)," paparnya.
Tak dinyana, firasat itu benar-benar terjadi. Kini, ia harus merelakan kepergian anak dan menantunya.
"Telepon terakhir ya sekitar sebulan lalu, padahal biasanya setiap hari telepon dan nanya kabar," ucap Ponisah.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Diketahui, Muhamad Sirot bekerja sebagai penjual daun jeruk dan istrinya Sugiatmi menjadi ibu rumah tangga. Tinggal di rumah kontrakan sejak 2010 di Desa Cileungsi, Kecamatan Cileungsi, Bogor, pasangan yang menikah pada 2018 lalu itu kini meninggalkan anak semata wayang yang nantinya akan dibesarkan bersama oleh saudaranya.
"Jalaludin ya tinggal di sini, yang merawat nanti saudaranya semua kan banyak. Mudah-mudahan cucu saya ini jadi anak yang saleh, rajin ngaji, banyak rezeki. Bapak ibunya husnulkhatimah karena sudah diambil yang punya," harap Ponisah.
Salah satu adik korban yang merasa sangat kehilangan adalah Ahmad Maktum (30). Di mata keluarga, Muhamad Sirot merupakan sosok anak yang berbakti kepada orang tua, hormat kepada kakak dan sangat menyayangi adik-adiknya.
"Mase kula sae sanget (kakak saya orangnya baik) sama adiknya bisa membimbing dan sayang, sama orang tua juga berbakti. Kami benar-benar kaget dan merasa kehilangan," tuturnya.