Wilayah Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah menyimpan jejak masa kolonial berupa kuburan orang-orang Belanda. Makam Belanda itu masih bisa dijumpai di sekitar bekas pabrik gula (PG) Ceper.
Dari penelusuran detikJateng, ada makam yang terletak di pemakaman khusus orang Belanda atau kerkoft. Kerkoft Ceper berada barat kompleks bekas PG Ceper.
Sebuah gapura plengkung dan pagar tembok tua tanpa cat berdiri di tepi jalan desa menandai kompleks kerkoft. Di dalamnya hanya ada satu nisan kuburan tua di tengah rimbun pohon pepaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nisan tembok kuburan berukuran sekitar 2,5 x 1 meter itu hanya berupa tembok plester tanpa semen. Batu bata di bagian atas tembok itu sudah rusak dan tidak ada satu huruf pun bisa menunjukkan siapa identitas yang dikubur.
Suyono (77), warga yang merawat lahan kerkoft, mengatakan tidak diketahui identitas orang Belanda yang dikubur di lokasi. Saat dirinya kecil hanya ada satu makam itu.
"Yang jelas yang dikubur orang Belanda, tapi tidak ada cerita siapa namanya. Saat saya kecil tinggal satu itu tapi katanya dulu ada kuburan yang lain," ungkap Suyono kepada detikJateng di lokasi, Minggu (17/7/2022).
![]() |
Makam itu rusak, jelas Suyono, karena batu marmer di atasnya dicuri. Dulu kerkoft tersebut dikelilingi tembok tinggi.
"Dulu dikelilingi tembok, fondasinya masih ada. Tapi makam itu rusak konon karena batu marmernya dicuri untuk dijual," lanjut Suyono, kakek lima cucu tersebut.
Di luar kerkoft, makam orang Belanda ditemukan di tengah pemakaman umum Dusun Pason, Desa Ceper, Kecamatan Ceper. Uniknya di pemakaman umum yang berjarak 100 meter di utara kerkoft ada empat kubur Belanda.
Kubur-kubur tembok orang Belanda itu berada di tengah ratusan nisan makam warga lokal. Dari empat makam itu ada tiga makam berukuran besar dan satu kecil.
![]() |
Dua di antara tiga makam yang ukurannya besar masih ada sisa keterangan terbaca di batu marmernya yang rusak. Tertulis "Adoplh B Andreas geboren ze Semarang 12 Mai 1848-gestorben zu Tjepper 25 October 1902,".
Satu lagi tertulis "....Debortz 14 Juni 1880- Overleden 9 September 1921'. Sedangkan satu makam ukuran kecil tertulis "Hier Rujt A rend Alexander Portier, Borend Den 22 ....1880," dan sisanya tidak terbaca.
Halaman selanjutnya, penuturan juru kunci makam...
"Empat orang Belanda itu konon pegawai PG. Di dalam PG juga ada satu kuburan Belanda, empat ini bagian dari makam di pabrik," tutur Temon kepada detikJateng di lokasi.
Warga maupun dirinya tidak mengetahui siapa Belanda yang dikuburkan. Pernah ada orang dari Semarang datang ke makam.
"Dari Semarang itu pernah ada dua orang yang datang. Tapi bukan saudara atau kerabat, ngakunya hanya tetangga yang dimakamkan," sambung Temon yang juga sempat menjadi pegawai PG Ceper selama 26 tahun.
Selain di kerkoft dan pemakaman umum Dusun Pason, makam Belanda ditemukan di bawah pohon beringin kompleks PG Ceper. Makam tersebut nisannya masih terbaca sebagai Jacob Gerard Joseph Breijmen, lahir di Amsterdam 8 Agustus 1832 dan 25 Oktober 1889.
![]() |
Terpisah, Analis Cagar Budaya dan Museum Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten Wiyan Ari Tunjung mengatakan kuburan orang-orang Belanda itu tidak lepas dari keberadaan PG Ceper di masa lalu. Di kompleks dalam PG ada dua makam.
"Di dalam PG ada makam JGJ Breijmen dan sesepuh wilayah Mbah Derajat. Kita pernah cek ke lokasi," jelas Wiyan kepada detikJateng.
Untuk kuburan Belanda di luar pabrik, sebut Wiyan Ari, ada beberapa lokasi tetapi Dinas belum mengecek. Termasuk di kerkoft.
"Ada kerkoft tapi belum kita cek. Yang jelas berkaitan dengan sejarah PG Ceper yang saat ini sudah masuk list sebagai bangunan cagar budaya (BCB)," ungkap Wiyan.
Sebuah artikel dari Bijblad van Het Plaatwerk Naderlandsch Indie edisi tahun 1926 SF/PG Tjepper menyebutkan pabrik itu sudah dibicarakan sejak tahun 1853. Pendirinya adalah JGJ Breijmen dan luas pabrik itu tahun 1856 setara dengan 250 bangunan.
Pabrik sempat kolaps saat krisis Malaise 1930 dan bangkit lagi tahun 1935. Di masa pendudukan Jepang 1942-1945 sempat berubah menjadi tangsi militer sebelum akhirnya stop berproduksi 1997-1998.
Simak Video "Video: Jejak Kolonialisme di Makam Ereveld Kembang Kuning Surabaya"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/rih)