Pekerja asal Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, telantar di Maluku Utara. Mereka mengaku telantar karena tidak mendapatkan upah kerja.
Tono Wirdiatna (39) pekerja asal Desa Sindangheula, Kecamatan Banjarharjo, Brebes mengaku total ada 32 pekerja yang telantar di Desa Tanjung Uli, Kepulauan Halmahera Tengah, Kecamatan Lelilef, Kabupaten Weda, Maluku Utara. Sebanyak 25 orang asal Brebes dan pekerja lainnya asal Palembang, Sumatra Selatan.
"Kami ada 32 orang tapi yang tujuh dari Palembang. Mereka ikut berangkat ke Halmahera karena diajak," ungkap Tono saat dihubungi via telepon, Jumat (8/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pekerja ini berangkat ke Halmahera atas ajakan seorang pekerja asal Batang. Berangkat ke Ternate pada bulan April 2022.
"Sejak April, kami lebaran di sini. Kerja atas ajakan Panjul dari Batang," sambung Tono.
Tono melanjutkan, di Desa Tanjung Uli, mereka dipekerjakan sebagai tukang di kantor perusahaan nikel. Upah yang dijanjikan, kata Tono, sebesar Rp 170 ribu per hari dan dibayar setiap dua minggu.
Namun sejak bekerja di perantauan, hanya menerima bayaran dua kali, yaitu dua minggu pertama dan kedua. Setelah itu, para pekerja ini sudah tidak lagi menerima bayaran sama sekali sampai hari ini.
"Kita di pekerjaan di proyek tambang nikel ikut kontraktor PT. Pernah dibayar dua kali, habis itu, tidak dapat bayaran sampai sekarang," tutur Tono.
Karena tidak memiliki uang sama sekali, mereka pun sekarang hidup terlunta-lunta. Mereka tidur di base milik perusahaan lain. Sedangkan untuk makan, mereka terpaksa utang di kantin tidak jauh dari tempat menginap. Para pekerja ini berharap Pemkab Brebes membantu kepulangan mereka.
Ditemui di kantornya, Wakil Bupati Brebes Narjo berjanji akan membantu keperluan para pekerja yang telantar itu.
"Kami akan koordinasi dengan Dinsos, Baznas dan PMI untuk membantu warga kami yang telantar. Termasuk untuk kepulangannya," janji Narjo.
(rih/ams)