Petani di Desa Gatak, Sabrang dan Mrisen akhirnya bisa bernapas lega. Air irigasi yang sempat tersumbat gegara proyek pembangunan jembatan jalan lingkar Barat Kecamatan Delanggu, Klaten, Jawa Tengah akhirnya mengalir.
"Sudah bisa mengalir sekitar pukul 14.00 WIB tadi setelah disedot dengan disel. Tapi itu mungkin hanya sementara," ungkap Ketua Gabungan Paguyuban Petani Pengguna Air (GP3A), Maryana, kepada detikJateng, Senin (4/7/2022).
Menurut Maryana, air yang disedot dengan disel sempat tidak mengalir selama beberapa jam meskipun akhirnya lancar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya lancar tapi kemungkinan hanya bisa membasahi saluran tidak sampai sawah hilir. Kita masih menunggu pembuatan saluran dengan drum," terang Maryana.
Jika air irigasi kembali macet, sebut Maryana, petani tiga desa bisa tidak panen atau padi mati. Sebab ada padi yang mulai berbulir.
"Kalau tidak dapat air maka tidak akan ada isinya. Yang lainnya ada yang baru tanam, bisa mati," papar Maryana.
Air dari saluran di jembatan lingkar, sebut Maryana, dibutuhkan petani di Desa Gatak dan Sabrang, Kecamatan Delanggu. Selain itu juga Desa Mrisen, Kecamatan Juwiring.
"Yang menggunakan Desa Gatak, Sabrang dan Mrisen. Untuk Gatak bisa lewat alternatif pintu air di atasnya. Tapi Sabrang dan Mrisen mengandalkan saluran di situ," kata Maryana.
Maryana berharap saluran drum yang dibuat selesai hari ini. Selain itu menurutnya petani setuju jembatan segera dibangun tapi air sawah juga harus tetap dipikirkan.
"Kita setuju jembatan segera dibangun dan selesai tapi sawah juga jangan terdampak. Awalnya menurut sosialisasi hanya tiga hari tapi ternyata lebih seminggu air tidak lancar," jelasnya.
Pantauan detikJateng di lokasi, siang tadi, pipa terbuat dari sambungan drum terus dikerjakan. Sementara air yang tertampung di lokasi sudah habis disedot disel.
Air dari hulu sementara dibendung untuk penyelesaian saluran drum. Papan proyek jembatan menyebutkan anggaran pembangunan jembatan Rp 1,5 miliar dengan pengerjaan 180 hari.
Sementara itu, pengawas dari DPUPR, Siswadi menyatakan yang terjadi hanya miskomunikasi. Air sebenarnya sudah ditampung.
"Miskomunikasi saja, sebab air sebenarnya sedang ditampung. Sudah diberikan paralon tapi kurang besar, kita menyadari jadi petani kalau kekurangan air juga bingung," kata Siswadi kepada detikJateng di lokasi, hari ini.
Sebelumnya diberitakan, petani di Desa Sabrang dan Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten, resah karena tanggul proyek pembangunan Jalan Lingkar Delanggu menyumbat air irigasi.
"Saya mewakili petani Desa Sabrang menyayangkan proyek yang tidak koordinasi. Tidak memberitahu petani," ungkap petani Desa Sabrang, Mujiono, kepada detikJateng, Senin (4/7).
Menurut Mujiono, tidak adanya pemberitahuan membuat petani kaget ketika air irigasi tidak mengalir ke sawah mereka. Penyebabnya, kata Mujiono, saluran air dikeruk alat berat.
(sip/rih)