Siap-siap Lur! Embun Es Dieng Diprediksi Muncul Lagi Bulan Depan

Siap-siap Lur! Embun Es Dieng Diprediksi Muncul Lagi Bulan Depan

Uje Hartono - detikJateng
Kamis, 30 Jun 2022 12:17 WIB
Suhu udara di Dieng pagi ini turun hingga minus 1 derajat Celsius, Kamis (30/6/2022).
Suhu udara di Dieng pagi ini turun hingga minus 1 derajat celsius, Kamis (30/6/2022). (Foto: Uje Hartono/detikJateng)
Banjarnegara -

Fenomena alam embun es di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, diprediksi akan kembali terjadi pada Bulan Juli tahun ini. Hal ini disebabkan datangnya musim kemarau ditambah angin monsun Australia yang membawa udara kering.

Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie menjelaskan, dinginnya suhu udara pada musim kemarau merupakan hal yang alamiah. Hal ini ditandai adanya angin monsun Australia yang berpengaruh pada pengurangan curah hujan.

"Musim kemarau biasanya terjadi pada Bulan Juli sampai September. Pada periode ini Australia dalam musim dingin. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara menuju Indonesia membawa udara kering. Ini berpengaruh pada pengurangan curah hujan," jelasnya saat dihubungi detikJateng, Kamis (30/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini membuat cuaca di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah cenderung cerah-berawan. Kondisi ini diperkirakan akan bertahan hingga satu dasarian di bulan Juli 2022. Sehingga diperkirakan fenomena embun es akan kembali terjadi pada dasarian satu bulan Juli 2022.

"Kondisi cuaca di Jawa Tengah cenderung cerah-berawan. Kondisi ini akan bertahan hingga satu dasarian di bulan Juli 2022 yakni tanggal 1-10 Juli 2022. Jadi, fenomena embun es masih dimungkinkan terjadi di periode dasarian satu bulan Juli 2022," terangnya.

ADVERTISEMENT

Lebih jauh ia menjelaskan fenomena embun beku di lereng pegunungan Dieng disebabkan kondisi meteorologi dan musim kemarau. Terlebih molekul udara di daerah pegunungan lebih renggang dibanding dataran rendah. Sehingga sangat cepat mengalami pendinginan.

"Pada musim kemarau, panas matahari akan lebih banyak terbuang dan hilang ke angkasa. Itu Yang menyebabkan suhu udara lebih dingin. Juga kandungan air di dalam tanah menipis dan uap air di udara pun sangat sedikit jumlahnya. Ini membuat udara permukaan di pegunungan kurang dari titik beku 0 derajat celsius," paparnya.

Dengan kondisi tersebut, embun yang menempel di rumput dan daun akhirnya membeku karena turunnya suhu udara. Seperti yang terjadi di Dieng, Gunung Semeru dan Pegunungan Jayawijaya, Papua.

"Embun yang menempel di tanah, dedaunan atau rumput akan segera membeku karena suhu udara yang sangat dingin, ketika mencapai minus atau nol derajat. Di Indonesia, beberapa tempat pernah dilaporkan mengalami fenomena ini, seperti di Dieng, Gunung Semeru dan pegunungan Jayawijaya, Papua," pungkasnya.

Simak Video 'Penampakan Embun Es Selimuti Dataran Tinggi Dieng Rep: Uje Hartono':

[Gambas:Video 20detik]



(sip/sip)


Hide Ads