Panda Nababan membuka awal mula kerenggangan hubungan Jokowi dengan Gatot Nurmantyo yang berujung pencopotan jenderal bintang empat tersebut dari jabatan Panglima TNI. Terkait hal tersebut, Panda juga bercerita tentang percakapannya dengan Rizal Ramli perihal kesadisan Raja Jawa yang dinilai lebih sadis dari Soeharto.
Pada buku 'Panda Nababan Lahir Sebagai Petarung: Sebuah Otobiografi, Buku Dua: Dalam Pusaran Kekuasaan', politikus senior PDIP itu mengungkap hal tersebut dalam bab 'Jenderal Gatot Membuat Kesal'.
Dalam buku itu Panda memaparkan sebuah kejadian yang dilihatnya sendiri pada resepsi pernikahan anak Jokowi, Kahiyang Ayu, di Solo pada bulan November 2017. Pada acara tersebut dia bertemu dengan mantan Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pan, lihat Raja Jawa itu. Soeharto sudah sadis, tapi Raja Jawa yang satu ini lebih sadis dari Soeharto," demikian kata Rizal kepada Panda yang dituliskannya di buku otobiografi tersebut, seperti dikutip detiknews, Senin (27/6/2022).
Tak dijelaskan secara gamblang, siapa yang dimaksud 'Raja Jawa' yang lebih sadis dari Soeharto tersebut. Namun Panda berusaha minta penjelasan apa yang dimaksud Rizal dengan pernyataannya itu.
"Coba lihat Panglima TNI Jenderal Gatot. Itu di sebelah kananmu," jawab Rizal.
Dalam buku itu dipaparkan bahwa Panda lalu menoleh ke arah Gatot yang duduk bersama istrinya di deretan tamu undangan biasa. Padahal kolega-koleganya, seperti Ryamizard Ryacudu (Menhan saat itu), Jenderal Tito Karnavian (Kapolri saat itu), Menko Maritim Luhut Pandjaitan, Seskab Pramono Anung, dan Mensesneg Pratikno, mendapat peran khusus dalam perhelatan tersebut.
Bahkan saat akan menyalami dan memberikan ucapan selamat kepada Jokowi, Gatot juga ikut antre dan berdesak-desakan seperti tamu biasa. Bahkan dituliskan juga bahwa saat itu Gatot juga tidak diperkenankan melintasi karpet merah oleh protokoler.
"Zal, Gatot game ini," kata Panda saat itu. Game yang dimaksud Panda adalah game over alias segera dicopot dari jabatannya.
Dugaan Panda tersebut menemui kenyataan setelah pada 8 Desember 2017, Jenderal Gatot dicopot sebagai Panglima TNI meskipun baru akan pensiun pada 13 Maret 2018.
Gatot Dianggap Tak Menghormati Jokowi
Panda lalu menghubungkan kejadian tersebut dengan kejadian sebelumnya yakni insiden di peringatan HUT ke-72 TNI di Cilegon, Banten, pada 5 Oktober 2017. Saat itu terjadi kemacetan luar biasa akibat luapan pengunjung di lokasi acara, sehingga Jokowi harus berjalan kaki hingga dibonceng motor untuk sampai ke lokasi acara. Bahkan, Iriana Jokowi baru tiba di lokasi setelah acara selesai.
Jenderal Gatot memang telah meminta maaf kepada Jokowi terkait insiden tersebut, dengan menyebut 'begitu banyak rakyat yang datang membludak, mereka sangat antusias dan mencintai TNI'. Permintaan maaf Gatot tersebut, tulis Panda, dijawab Jokowi dengan senyum kecut.
"Rupanya, selepas acara tersebut, Jokowi memerintahkan orang dekatnya untuk menanyakan, apakah Kapolda Banten dan Korlantas Polri dilibatkan dalam mengamankan massa dan mengatur lalu lintas di acara tersebut. Ternyata, katanya, Kapolda Banten mengaku tidak dilibatkan. Begitupun dengan Korlantas Polri," tulis Panda.
Peristiwa itu, dalam penilaian Panda, mempunyai arti tersendiri bagi Jokowi. "Kau tidak menghormati aku di acaramu, kau pun tidak saya hormati pula di acaraku," demikian Panda mengira-ngira dampak dari insiden tersebut.
(mbr/ahr)