Di Kongres Sampah, Ganjar Harap Ada Rekomendasi Tangani Masalah Sampah

Di Kongres Sampah, Ganjar Harap Ada Rekomendasi Tangani Masalah Sampah

Angga Laraspati - detikJateng
Minggu, 26 Jun 2022 07:45 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Foto: Istimewa
Jakarta -

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut sampah menjadi persoalan serius yang harus ditangani secepatnya. Tidak hanya memiliki dampak negatif bagi lingkungan, tapi juga mengurangi keindahan kota.

Hal itu disampaikan Ganjar saat mengikuti Kongres Sampah II yang diadakan di Candi Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, kemarin. Kongres ini sempat tertunda akibat adanya pandemi COVID-19.

"Dalam perkembangannya, sampah memang butuh perhatian serius. Kalau sudah ada TPA menggunung kita nggak bisa selesaikan, penyakit, pandangan nggak baik serba negatif," ujar Ganjar dalam keterangan tertulis, Minggu (26/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ganjar melanjutkan dari Kongres Sampah II ini nantinya akan ada rekomendasi yang dapat dijadikan kebijakan secara nyata. Dari rekomendasi-rekomendasi tersebut, jika hasilnya bagus maka akan dilakukan replikasi soal pengelolaan sampah, termasuk bank sampah.

"Harapan kita hasil kongres sampah yang kedua ini betul-betul bisa memberikan rekomendasi yang bisa kita angkat jadi kebijakan publik untuk kita gerakkan. Nah nanti kita bagi-bagi lah sistem yang paling bagus, direplikasi, bagaimana mengelola sistem, termasuk bank sampah dan seterusnya," kata Ganjar.

ADVERTISEMENT

Untuk menyelesaikan persoalan sampah, Ganjar juga turut menggandeng sejumlah komunitas untuk mengedukasi masyarakat. Selain itu, komunitas dilibatkan agar dapat membantu percepatan penanganan sampah.

Pada kesempatan ini, Ganjar juga mengemukakan ihwal fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif atau Refuse Derived Fuel (RDF) di Cilacap, Jawa Tengah sudah cukup baik.

Kendati demikian, lanjut Ganjar, perusahaan penjamin komoditas atau off taker masih perlu dicari sebanyak-sebanyaknya. Ganjar menilai, harus ada keinginan (willing) baik off taker maupun perseorangan untuk menampung sampah sebagai bahan bakar alternatif.

"Yang di Cilacap saya koreksi tadi saya bicara, yang pertama semen. Semen yang nangkep. Terus kemudian semennya itu menjadi off takernya. Skalanya tinggal kita kembangkan," ungkap Ganjar.

"Tapi memang mest dijagain karena off takernya menjadi penting. Kalo belinya hanya sekali dua kali, gagal semua. Maka mesti ada willing, keinginan dari company dan orang," sambungnya.




(ncm/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads