Sampah Menggunung di Sekitar Borobudur, Pelaku Wisata: Siapa yang Kelola?

Sampah Menggunung di Sekitar Borobudur, Pelaku Wisata: Siapa yang Kelola?

Eko Susanto - detikJateng
Rabu, 22 Jun 2022 20:02 WIB
Sampah menumpuk di sekitar kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Selasa (21/6/2022).
Sampah menumpuk di sekitar kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Selasa (21/6/2022). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Sejumlah tempat sampah yang berada di kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, penuh. Terkait kondisi tersebut, pelaku wisata meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah fokus penanganan sampah.

Ketua Forum Rembuk Klaster Pariwisata Borobudur, Kirno Prasojo, mengatakan keberadaan sampah tersebut jelas mengganggu. Pengelolaan sampah dilakukan dari hulu menuju hilir harus berkesinambungan.

"Dibuatkan kotak sampah, siapa yang mengelola. Belum ada kesinambungan," kata Kirno saat dihubungi, Rabu (22/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang diketahuinya, lanjutnya, pengadaan kotak sampah di kawasan Borobudur dilakukan oleh pemerintah pusat.

"Itu (sampah) sangat mengganggu sekali di pariwisata. Sapta pesona (aman, tertib, bersih, indah, ramah dan kenangan). Saya tahunya dari pusat. Solusinya harus ketemu. Pusat merasa sudah membuatkan, padahal kabupaten belum serah terima," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Kirno berharap, sampah yang berada di sejumlah kotak di kawasan Borobudur tersebut diambil. Kemudian, pemerintah harus menganggarkan pengelolaan sampah tersebut.

"Harapan sampah itu ada yang ngambil, pemerintah daerah harus menganggarkan pengelolaan sampah," imbuh Kirno yang tinggalnya tak jauh dari Candi Borobudur.

Hal senada disampaikan pelaku wisata lainnya, Prana Aji. Menurutnya, pembangunan fisik jika tidak disertai dengan pemeliharaan termasuk kebersihan kurang bermanfaat.

"Pembangunan fisik kalau tidak disertai dengan pemeliharaan, termasuk kebersihan dan lain-lain kalau kalau tidak disertakan, tidak ada faedahnya, kurang manfaat. Kalau sampah berserakan, jadi kumuh. Pariwisata paling pokok itu kebersihan," tegasnya.

Pihaknya berharap kepada pemangku kebijakan untuk fokus menangani masalah kebersihan yang ada. Terlebih di kawasan tersebut menjadi tujuan pariwisata utama.

"Namanya tujuan pariwisata utama, masak masalah sampah sampai tidak terurus. Jadi nilai negatif. Pemangku kebijakan wajib lebih fokus pada kebersihan itu," ujarnya.

Pantauan di sepanjang Jalan Medang Kawulan dan Jalan Badrawati, Borobudur, siang ini, tampak sampah masih menumpuk di tempatnya. Terlihat sampah yang menggunung tersebut belum diambil petugas atau dibersihkan.

Selengkapnya di halaman selanjutnya...

Diberitakan sebelumnya, sejumlah tempat sampah yang berada di sekitar kawasan wisata Candi Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, penuh. Bahkan di beberapa titik sampah menggunung dan berserakan.

Pantauan detikJateng, Selasa (21/6), di beberapa titik terdapat tiga kotak sampah meliputi tempat sampah untuk jenis sampah organik; plastik dan kaleng; kertas. Untuk tulisan organik dengan warna hijau, kemudian tulisan plastik dan kaleng warna kuning serta kertas dengan warna biru.

Sekalipun sudah ada tulisannya, tampak sampah yang dibuang di dalamnya tidak sesuai dengan keterangan. Kemudian, khususnya yang berada di kawasan Borobudur, rata-rata kotak sampah tersebut telah penuh oleh tumpukan sampah, bahkan hingga penutupnya tak bisa tertutup.

Sebagaimana terlihat di sepanjang Jalan Medang Kamulan tepatnya di trotoar kanan maupun kiri jalan, rata-rata kotak sampah tersebut telah penuh. Demikian halnya kotak sampah yang berada di Jalan Badrawati persisnya di depan gerbang utama menuju Candi Borobudur juga telah penuh. Keberadaan kotak sampah ini tepatnya berada di luar pagar zona 2 Taman Wisata Candi Borobudur. Bahkan di beberapa titik sampah juga menumpuk di samping tempat sampah yang juga sudah penuh.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, Sarifudin mengatakan pihaknya sudah sejak bulan Januari 2022 telah menutup TPA Pasuruhan. Sejak saat itu hanya sampah residu yang boleh masuk, sedangkan organik maupun lainnya tidak diperbolehkan masuk TPA Pasuruhan karena kondisinya sudah over kapasitas.

"Apalagi tambahan dari pusat ada pengadaan kotak sampah di Borobudur yang jumlahnya 1.000 lebih itu. Itu (kotak sampah) malah menambah beban kita akhirnya, mau nggak mau kita yang ngatasi (mengangkut sampah) setiap hari," tegasnya, Selasa (21/6).

Dia mengaku sempat menyatakan keberatan atas pemasangan kotak sampah tersebut saat pertemuan virtual dengan dengan Kementerian PUPR. Pihaknya saat itu meminta peninjauan ulang perihal pemasangan kotak sampah karena sebelumnya tidak ada koordinasi.

Halaman 2 dari 2
(rih/sip)


Hide Ads