Melihat Lagi Kasus Hukum Eks Bupati Tasdi, Kader yang Ditangisi Megawati

Melihat Lagi Kasus Hukum Eks Bupati Tasdi, Kader yang Ditangisi Megawati

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Selasa, 21 Jun 2022 16:56 WIB
Bupati Purbalingga Tasdi kembali mengacungkan salam metal. Kali ini salam metal itu ditunjukkannya setelah resmi ditahan KPK.
Tasdi saat dalam pemeriksaan KPK (Foto: Ari Saputra)
Semarang -

Nama Tasdi, eks Bupati Purbalingga, tenggelam bersamaan dengan kasus hukum yang menjeratnya. Namun hari ini Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, kembali menyebut namanya sebagai kader loyal yang sampai hari ini terus membuatnya menangis karena terjerat korupsi dan kena operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Siapa Tasdi? Bagaimana kasusnya?

Dalam pidatonya di Rakernas II PDIP di Lenteng Agung, Jakarta, Mega semula memberi peringatan keras kepada semua kadernya agar tidak membuat manuver sendiri terkait Pilpres, karena hasil Kongres PDIP mengamanatkan bahwa penentu tunggal calon presiden dari PDIP adalah ketua umum.

Mega bahkan menegaskan, kader yang bermanuver dan main 2 atau 3 kaki terkait Pilpres sebaiknya segera keluar atau akan dipecatnya. Menurut Mega, dia merasa lebih baik punya kader-kader loyal meskipun 'pemberontak'. Mega lalu memberikan contoh kader loyal seperti Komarudin Watubun dan FX Hadi Rudyatmo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya, Mega juga menyebut satu nama lagi yakni Tasdi, eks bupati Purbalingga, yang kini mendekam di penjara karena kasus korupsi.

"Ada yang saya tangisi sampai hari ini, moga-moga dengar. Itu ada Tasdi. Dia itu sopir truk. Sampai, masyallah... (mengelus dada), kenapa kena tiga huruf (KPK)," demikian ujar Mega dalam pidatonya, Selasa (21/6/2022).

ADVERTISEMENT

Siapa Tasdi, hingga namanya melekat dalam benak Megawati?

Tasdi bukan seorang politikus sejak awal. Karir lamanya yaitu sopir truk pengangkut sayur. Namun ia dianggap memeiliki etos kerja tinggi hingga mencoba banting setir ke jalur politik.

"Tasdi waktu Orde Baru sempat jadi sopir truk, ngangkut sayur dari kaki Gunung Slamet dibawa ke pasar, sering ngompreng juga," kata Tongat pada 5 Juni 2018 silam, yang saat itu menjabat Wakil Ketua DPC PDIP Purbalingga.

Karir politik Tasdi moncer yaitu menjadi anggota DPRD Purbalingga periode 1999-2004 dari PDIP. Kemudian ia terpilih sebagai Ketua DPRD Purbalingga selama dua periode, yakni 2004-2009 dan 2009-2014.

Tahun 2014 Tasdi menjadi wakil Bupati Purbalingga karena saat itu Bupati yaitu Heru Sudjatmoko terpilih jadi Wakil Gubernur Jateng mendampingi Ganjar Pranowo. Kemudian posisi Bupati diisi wakilnya, Sukento Rido Marhaendriyato. Posisi wakil bupati seanjutnya diisi Tasdi yang kala itu juga ketua DPC PDIP setempat.


Selanjutnya: Kena OTT KPK terkait korupsi dana Islamic Center

Tahun 2015 Tasdi mencalonkan diri menjadi Bupati Purbalingga dan terpilih dengan perolehan suara mutlak hingga kemudian dilantik pada bulan Februari 2016 dengan masa kepemimpinan 2016-2021, hingga di tahun ketiganya, Tasdi terseret kasus hingga terkena OTT oleh KPK pada Senin, 4 Juni 2018.

Tasdi ditangkap bersama empat orang lainnya yang jadi tersangka yaitu Hadi Iswanto yang kalau itu menjabat Kabag ULP Pemkab Purbalingga sebagai penerima suap, kemudian para kontraktor yaitu Hamdani Kosen, Librata Nababan, Ardirawinata Nababan. Tingkah Tasdi saat berada di kantor KPK menarik perhatian karena sering mengacungkan salam metal dengan jarinya.

Kasus yang menjerat Tasdi yaitu kasus suap dalam proyek pembangunan Purbalingga Islamic Center yang merupakan proyek multiyears dengan nilai total proyek Rp 77 miliar yang dikerjakan 2017-2019. Dalam persidangan, Tasdi terbukti menerima Rp 115 juta dari terdakwa yang merupakan pihak swasta melalui Hadi Siswanto. Disebutkan pula Tasdi menerima uang dari jajaran birokrasi di bawahnya.

"Menyatakan terdakwa terbukti bersalah, menjatuhkan hukuman selama 7 tahun penjara," kata hakim Antonius Wijantono saat membacakan amar putusan di Pengadilan Negeri Tipikor Semarang, Rabu 6 Februari 2019.

Selanjutnya: Ada dananya untuk kampanye Ganjar di Pilgub Jateng

Dana Pilgub Ganjar

Sebelum persidangan, saat di kantor KPK Tasdi mengaku pernah menerima uang dari Utut Ardianto yang menjabat Wakil Ketua DPR untuk kepentingan Pemilihan Gubernur Jawa Tengah dengan calon Ganjar Pranowo-Taj Yasin.

"Dari Pak Utut itu ke partai, bukan ke saya. (Dipakai untuk) kegiatan Pilgub Jawa Tengah," kata Tasdi di kantor KPK, Jakarta Selatan, Rabu 19 September 2018.

Ganjar sendiri sudah menanggapi soal pengakuan Tasdi itu. Ia tidak mengerti soal untuk apa uang tersebut dan mempersilakan untuk dibuktikan. Namun ia memang menyebut ada iuran gotong royong di PDIP.

"Kita tidak ngerti bener digunakan untuk apa. Silakan saja dibuktikan," kata Ganjar, Kamis 13 12 2018.

Dalam proses sidang, Tasdi juga sempat menyebut ada uang Rp 100 juta dari Ganjar lewat ajudan untuk buka puasa bersama. Namun Tasdi menyebut belum sempat menyalurkan uang tersebut ke bendahara namun sudah ditangkap KPK.

"Sebenarnya mau digunakan tanggal 10 untuk buka bersama," kata Tasdi pada 7 Januari 2019 lalu.

Saat ini Tasdi mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 A Semarang Kedungpane.

Halaman 2 dari 3
(mbr/sip)


Hide Ads