Jadi Penghasil Susu Sapi, Boyolali Minta Jatah Prioritas Vaksin PMK

Jadi Penghasil Susu Sapi, Boyolali Minta Jatah Prioritas Vaksin PMK

Jarmaji - detikJateng
Jumat, 17 Jun 2022 18:54 WIB
Petugas Disnakan Boyolali memeriksa sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku, Kamis (12/5/2022).
Petugas Disnakan Boyolali memeriksa sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku, Kamis (12/5/2022). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali akan meminta prioritas dari pemerintah pusat dalam vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PKM) pada ternak. Mereka beralasan populasi sapi di kabupaten itu cukup besar.

Menurut Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengaku sudah memperoleh informasi bila Balai Veteriner telah menyiapkan program vaksinasi tahap pertama. Sekitar 3 juta vaksin PMK akan didistribusikan ke daerah.

Hanya saja, vaksin itu akan diprioritaskan untuk daerah yang kasus wabahnya cukup tinggi seperti Jawa Timur dan Aceh. Sementara, kasus PMK di Boyolali sendiri dinilai belum terlalu tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Daerah lainnya juga akan mendapatkan tetapi tidak seprioritas di daerah wabah. Kalau Boyolali kami akan meminta semaksimal mungkin pastinya," ujar Lusia Dyah Suciati kepada wartawan Jumat (17/6).

Menurutnya, Boyolali saat ini membutuhkan stok vaksin yang banyak karena populasi sapi di daerah itu cukup besar. Selama ini Boyolali dikenal sebagai penghasil susu sapi di Jawa Tengah.

ADVERTISEMENT

Lusia menyebut, terdapat 94 ribu sapi perah, dan 107 ribu sapi potong di daerah itu. Dia juga sudah mengirimkan data populasi itu ke sistem informasi kesehatan hewan nasional.

"Kami belum tahu pastinya (jumlah dropping vaksin untuk Boyolali), tapi kami mengusahakan sebanyak-banyaknya," katanya.

Lusia menerangkan, hingga 15 Juni 2022 DisnakanBoyolali telah melakukan tracing terhadap 7.927 ternak. Dari jumlah tersebut, ternak suspek PMK sebanyak 2.574 ekor, dan kasus positif PMK sebanyak 32 ekor.

Selain itu diketahui ada 22 ekor sapi yang mati. Sampai saat ini belum ada penambahan data ternak yang diambil sampelnya untuk pemeriksaan laboratorium.




(ahr/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads