Jumat Wage 17 Juni 2022: Tak Baik untuk Acara Pernikahan

Penanggalan Jawa

Jumat Wage 17 Juni 2022: Tak Baik untuk Acara Pernikahan

Tim detikJateng - detikJateng
Jumat, 17 Jun 2022 05:55 WIB
Suasana acara pernikahan mendadak banjir di Duri, Pekanbaru,Riau.
Ilustrasi. Foto: Dok. pribadi wedding organizer @rumah.unique.
Solo - Hari ini, Jumat (17/6/2022) bertemu dengan pasaran Wage. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 17 Dulkangidah 1955, berada di Tahun Alip, Windu Sancaya dan Wuku Kuningan.

Weton (hari kelahiran) Jumat Wage atau Jemuwah Wage memiliki neptu 10. Pada umumnya, pemilik weton ini wataknya mudah terkejut, boros, agak keras, terkadang kukuh dengan pendiriannya sendiri yang belum tentu benar.

Meski demikian, pemilik weton Jumat Wage pada umumnya jujur, perasaannya halus, berpikiran bersih, murah hati, suka menolong, dan suka berkorban untuk sanak saudaranya.

Pangarasan pada weton ini adalah Aras Pepet. Wataknya sering prihatin, hidup menderita, serba kekurangan, dan yang diinginkan sulit tercapai.

Sedangkan Pancasuda, Sumur Sinaba. Bermakna dadi pangungsening kapinteran atau pandai dan berwawasan luas. Sehingga ia sering dicari orang karena petuah dan nasihatnya, serta banyak pengetahuannya.

Wuku Kuningan, lambang dewanya Bathara Endra. Sifatnya memiliki kelebihan dan keluhuran, tinggi derajatnya. Pohonnya Wijayakusuma, berwajah tampan rupawan, tetapi tidak suka di keramaian.

Burungnya urang-urangan, serba cepat dalam bekerja, tapi pelit. Bagaikan air terjun, banyak bicara, banyak bohongnya, jika diberikan nasihat atau masukan tidak diterima.

Lambangnya lata paruthul atau batang pohon yang patah, wataknya cenderung melarat dan mudah terserang penyakit. Bahayanya jika diamuk. Kala ada di selatan. Maka, selama tujuh hari di wuku ini tidak baik pergi ke arah selatan untuk aktivitas yang sangat penting.

Pada hari Jumat Wage di wuku ini termasuk hari taliwangke, tidak baik untuk aktivitas penting seperti acara pernikahan. Namun demikian, baik untuk memasang tumbal serta memasang mata tombak pada landheyan atau galahnya. Pada hari itu juga seseorang akan ditakuti musuh dalam peperangan.

(Penanggalan Jawa ini diasuh oleh Ki Totok Yasmiran dari Museum Radyapustaka Solo)


(dil/dil)


Hide Ads