Jawa Tengah Masuk Area Penelusuran Varian Omicron BA.4 dan BA.5

Jawa Tengah Masuk Area Penelusuran Varian Omicron BA.4 dan BA.5

Tim detikHealth - detikJateng
Jumat, 17 Jun 2022 02:59 WIB
coronavirus COVID-19 virus patient having fever, epidemic, doctor and nurse in uniform working medicine care at hospital to protection prevention and vaccination quarantine technology
Ilustrasi pasien COVID-19. Foto: Getty Images/iStockphoto/greenleaf123
Solo -

Pemerintah akan menelusuri persebaran virus COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS) yang berfokus di lima provinsi, termasuk Jawa Tengah.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, lima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Hal itu disampaikan Syahril dalam diskusi daring, Kamis (16/6/2022).

"Whole genome sequencing (WGS) itu diambil oleh pemerintah, oleh Kementerian Kesehatan, untuk memberikan suatu deteksi semuanya, terutama pada lima provinsi dengan tingkat kasus tinggi," kata Syahril, dikutip dari detikHealth.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dilakukan WGS untuk memastikan apakah saat ini pasien-pasien itu juga semuanya subvarian BA.4 atau belum, atau masih campuran," imbuh Syahril.

Dilansir dari detikHealth, Kementerian Kesehatan mencatat ada 20 kasus COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Dari 20 kasus yang sudah diidentifikasi itu, 12 kasus di antaranya berasal dari klaster keluarga di Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

Hampir semua pasien dari 20 kasus tersebut bergejala ringan. Hanya satu kasus yang masuk kategori bergejala sedang. "Umur 20 tahun, perempuan, di Jakarta, memang ada keluhan sesak napas sehingga dia dikategorikan masuk kategori sedang," ungkap Syahril.

Namun, Syahril mengatakan, pasien perempuan di Jakarta itu sudah sembuh dan dipulangkan pada Kamis (16/6).

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar mengaku belum menerima laporan adanya kasus COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di wilayah kerjanya.

"Belum (ada). Semoga tidak ada," kata Yunita via pesan singkat, Kamis (16/6). Hingga kemarin pukul 12.00 WIB, Yunita menjelaskan, ada 78 kasus aktif di Jawa Tengah. Separuh pasien di antaranya masih dirawat, sisanya menjalani isolasi.

Menurut Yunita, penambahan kasus harian tertinggi terjadi pada Senin (6/6) pekan lalu, yaitu sebanyak 22 kasus. Sedangkan pada Selasa (14/6) lalu ada penambahan 7 kasus. "Itu data kasus baru harian," ujar Yunita.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads