Ganjar Didemo 'Save Wadas' di UNS, Ini Kelanjutan Proyek Penambangan Kuari

Ganjar Didemo 'Save Wadas' di UNS, Ini Kelanjutan Proyek Penambangan Kuari

Rinto Heksantoro - detikJateng
Kamis, 16 Jun 2022 18:17 WIB
Situasi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Kamis (16/6/2022).
Suasana di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Kamis (16/6/2022). Foto: Rinto Heksantoro/detikJateng
Purworejo -

Sejumlah mahasiswa di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengangkat poster hitam bertuliskan 'Save Wadas' dan 'Wadas Melawan' saat Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo berpidato pada Rabu (15/6). Ternyata, hingga kini proses pembebasan lahan kuari di Desa Wadas, Purworejo belum selesai.

Kepala BPN Purworejo, Andri Kristanto, menjelaskan proses pembebasan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan Bendungan Bener, termasuk lahan kuari Desa Wadas hingga saat ini masih terus berlangsung. Uang Ganti Rugi (UGR) juga sudah diterima sebagian besar warga pemilik lahan.

"Untuk pembangunan Bendungan Bener secara keseluruhan dari target 4.241 bidang sudah ada 3.648 bidang yang menerima UGR atau sekitar 86%. Khusus Desa Wadas, dari target 617 bidang sudah terukur 304 bidang dan sudah menerima UGR 296 bidang, progres 48%," jelas Andri saat dihubungi detikJateng, Kamis (16/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi warga yang menyetujui lahannya dipakai untuk penambangan batu andesit atau kuari diimbau untuk segera menyerahkan berkas-berkas yang diminta agar segera bisa dilaksanakan proses pengukuran oleh petugas.

"Untuk progres pengukuran Desa Wadas kami masih menunggu berkas yang masuk, setelah ada berkas masuk, segera kita lakukan pengukuran," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, salah satu warga Desa Wadas, Ariyanto (47) mengaku hingga saat ini masih belum bersedia melepaskan tanahnya untuk lahan kuari. Ia sendiri bersama keluarganya memiliki 9 bidang tanah dengan luas sekitar 4 hektare.

"Sampai saat ini kami masih menolak (kuari). Kemarin sudah ada yang dapat UGR ya mangga, kami juga belum kepengin," kata Ariyanto saat ditemui detikJateng di rumahnya, hari ini.

Meski demikian, ia menuturkan jika warga kontra sekarang sedang didera kebimbangan lantaran sebagian sudah mulai goyah dan berencana menyerahkan tanahnya. Jika terpaksa nanti tanah mereka harus dilepas, mereka berencana mengajukan syarat dan bernegosiasi dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

"Nggih mretheli (yang kontra ikut pro) tapi kita tetap kontra. Kalau sudah nggak bisa lagi bertahan kita berencana minta tuntutan. Jadi pemerintah harus ada kompensasi kesehatan, air bersih, jika rumah rusak harus tanggung jawab dan lain-lain," terangnya.

"Kita sebenarnya masih kontra semua, tapi ngukur kemampuan sampai di mana, tapi kayaknya sudah pada loyo," tambahnya.

Berbeda dengan warga lainnya, Slamet (40) yang sudah menerima UGR Rp 7 miliar lebih dari lahan seluas 5.000 meter persegi. Selain dibagi-bagi untuk keluarga lain, uang hasil pembayaran UGR tersebut juga dimanfaatkan untuk membeli mobil hingga berencana untuk biaya ibadah umrah.

"Sudah buat beli lahan lagi, mobil, rumah sama disimpen buat pegangan. Rencana juga nanti mau buat umrah satu keluarga," ucap Slamet.

Slamet berharap agar ke depannya Desa Wadas semakin maju. Ia juga meminta agar Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Bener nantinya bisa mempekerjakan warga setempat agar bisa memperoleh penghasilan dari lahan yang sebelumnya milik warga.




(ahr/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads