Banjir Rob Ekstrem di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Ada 3 Tanggul Jebol

Banjir Rob Ekstrem di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Ada 3 Tanggul Jebol

Afzal Nur Iman - detikJateng
Rabu, 25 Mei 2022 16:47 WIB
Proses pembuatan tanggul darurat di area Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu (25/5/2022).
Proses pembuatan tanggul darurat di area Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu (25/5/2022). (Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng)
Semarang -

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkap ada tiga tanggul jebol di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang menyebabkan banjir rob ekstrem. Pengerjaan membuat tanggul darurat pun tengah dikejar agar bisa selesai hari ini.

"Jadi 3 (tanggul jebol) ini, 1 sudah beres dan 2 bisa selesai hari ini itu akan sangai membantu mencegah," kata Ganjar saat mengunjungi lokasi perbaikan tanggul di Tambaklorok, Kecamatan Tanjung Mas, Semarang, Rabu (25/5/2022).

Proses pengerjaan tanggul masih dilakukan. Karung-karung pasir dibawa dari Tambaklorok, tepatnya di depan Kampung Bahari Nusantara menuju ke dua lokasi tanggul jebol menggunakan perahu nelayan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di satu titik, tanggul yang jebol mencapai lebar 20 meter. Di sana, juga terlihat karung-karung pasir sudah hampir sama dengan tinggi muka air.

Ganjar juga menyebut pihaknya akan melakukan audit sebelum dilakukan perbaikan permanen. Hal itu berdasar hasil koordinasinya dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).

ADVERTISEMENT

"Tadi sudah dengan BBWS, bagus menurut saya. Nantinya kita mesti mengaudit bangunan yang ada di sekitar laut ini," ujarnya.

"Kalau itu nanti auditnya bagus, aman ya jalan kalau nggak segera kita perbaiki, biar nanti kita bisa mencegah lah," lanjut Ganjar.

Kepala BBWS Pemali Juana, Adek Rizaldi, menambahkan audit perlu dilakukan untuk mengetahui kesiapan tanggul dalam menghadapi banjir rob di masa mendatang. Sebab pihaknya juga mendapat informasi bila ada titik-titik tanggul yang retak.

"Kami mengusulkan untuk diaudit, sehingga audit artinya mengukur dari sisi konstruksinya seperti apa, kemudian stabilitasnya seperti apa, apakah konstruksinya masih aman atau tidak untuk menghadapi muka air yang tinggi kembali," katanya.

"Jadi begitu air sudah turun nanti untuk menganggarkan kita harus cek sama-sama ya, minimal sebelum penanganan permanen jadi titik-titik yang mengalami retak tadi harus kita perkuat dulu," pungkasnya.




(sip/rih)


Hide Ads