Cerita Warga Wadas Jadi Miliarder Borong Tanah, Jarang yang Beli Mobil

Cerita Warga Wadas Jadi Miliarder Borong Tanah, Jarang yang Beli Mobil

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Rabu, 25 Mei 2022 14:41 WIB
Rumah Hanifan, penerima UGR di Dusun Beran, Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Rabu (25/5/2022).
Rumah Hanifan, penerima UGR di Dusun Beran, Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Rabu (25/5/2022). (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Purworejo -

Warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang tanahnya terdampak pembangunan Bendungan Bener mendadak jadi miliarder. Uang ganti rugi (UGR) yang mereka terima diprioritaskan untuk membeli tanah baru.

Seperti yang dilakukan oleh keluarga Wagiman (70), warga RT 1 RW 4, Dusun Beran, Wadas. Keluarga ini menerima UGR Rp 1 miliar dari lahan seluas 1.300 meter persegi.

Anak Wagiman, Hanifan (34), mengatakan ayahnya langsung membeli tanah di beberapa wilayah setelah menerima UGR pada akhir April 2022. Prioritasnya adalah tanah produktif untuk bertani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang pertama itu tanah ya, tanah untuk pertanian, dari sekitar Wadas sampai luar Purworejo. Di sini kan kebanyakan orang tani. Jadi beli tanah buat kesibukan sehari-hari gitu," kata Hanifan saat ditemui detikJateng di rumahnya, Rabu (25/5/2022).

"Soalnya itu (UGR) kan dari tanah, ya sebisa mungkin harus kembali lagi jadi tanah dulu. Yang pertama gitu," imbuh dia.

ADVERTISEMENT
Rumah Hanifan, penerima UGR di Dusun Beran, Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Rabu (25/5/2022).Rumah Hanifan, penerima UGR di Dusun Beran, Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Rabu (25/5/2022). (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)

Setelah memborong tanah, Hanifan mengatakan, ayahnya berencana menggunakan UGR untuk merenovasi rumah dan membeli kendaraan bermotor.

"Sekarang masih sisa Rp 300 juta, mau buat perbaikan rumah. Lalu ada rencana beli motor baru untuk nganter anak sekolah dan keperluan sehari-hari. Sisanya akan ditabung," ucapnya.

Selain keluarganya, Hanifan mengungkapkan, ada sekitar 15 kepala keluarga (KK) di Dusun Beran yang menerima UGR. Besarannya bervariasi, mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah.

"Sama kayak keluarga kami, rata-rata UGR itu juga dibelikan tanah baru. Beli motor atau mobil baru malah jarang," tutur Hanifan.

Sementara itu, Kepala BPN Purworejo Andri Kristanto menerangkan nominal UGR khusus bagi warga Desa Wadas yang terdampak menyentuh angka miliaran.

"Untuk Desa Wadas, rata rata UGR di angka Rp 900 juta sampai Rp 1 miliar. Tertinggi Rp 7 miliar. Terendah Rp 6 juta," ucapnya.

Andri mengatakan, penentuan nominal UGR dilandasi dua aspek, yakni aspek fisik dan nonfisik. Walhasil, jumlah yang diterima jauh di atas Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tanah setempat yang normalnya tak sampai Rp 1 juta per meter.

"Aspek fisik meliputi tanah, bangunan, dan tanaman. Jadi tidak hanya dari tanah saja, sehingga yang pasti nilai aspek tanah kalau mau dilihat lebih dari NJOP," terangnya.

Proses pembebasan lahan sendiri sampai sekarang masih berlanjut. Dari total 617 bidang lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan Bendungan Bener, telah dilakukan pembayaran terhadap 296 bidang, dengan total Rp335 miliar. Sekarang masih ada 313 bidang yang masih menunggu proses Inventarisasi dan Identifikasi oleh BPN Purworejo.




(dil/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads