Kabupaten Klaten masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2. Namun, SMP Negeri 1 Pedan di Kecamatan Pedan justru akan menyelenggarakan kegiatan wisata ke Pulau Bali.
Padahal, 23 Maret lalu, Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten telah menerbitkan surat yang mengimbau dan menginstruksikan agar seluruh satuan pendidikan di Klaten tidak melaksanakan kegiatan studi wisata di luar wilayah Klaten.
"Apabila akan melaksanakan studi wisata kami imbau untuk dilaksanakan dalam lingkup wilayah Kabupaten Klaten dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," tertulis dalam surat yang ditandatangani Plt Kepala Disdik Klaten, Yunanta, seperti dikutip detikJateng, Rabu (11/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana wisata ke Bali di tengah masa pandemi ini pun dikeluhkan oleh sebagian orang tua siswa. Sebab, biaya wisata ke Bali itu sebesar Rp 1,4 juta per satu siswa.
Orang tua siswa yang meminta tidak disebutkan namanya itu mengatakan, menurut edaran yang dia terima, kunjungan ke Bali itu dalam rangka partnership."Dengan kondisi sekarang yang masih thimik- thimik (perekonomian berjalan lambat) karena pandemi, Rp 1,4 juta ya memberatkan. Uang segitu bisa mencukupi kebutuhan hidup sekeluarga sebulan," kata salah satu orang tua siswa SMP N 1 Pedan saat ditemui detikJateng di rumahnya, hari ini.
"Menurut edaran sekolah lewat grup orang tua itu agenda OSIS. Tapi saat ditanyakan ke pengurus OSIS ternyata tidak ada, tapi biro perjalanan wisata pernah presentasi," kata orang tua siswa itu.
Dia menjelaskan, semula ada empat pilihan yang ditawarkan ke siswa, yaitu ke Jakarta, Bandung, Malang dan Bali. "Karena temannya ikut, ya sudah kita bayar Rp 1,4 juta. Bayar paling lambat 10 Mei," ungkap dia.
Wisata ke Bali itu dijadwalkan berangkat pada 23 Mei 2022. "Setelah membayar dapat pesan WA. Saat diminta kuitansi katanya tidak ada. Tapi bagi yang ke sekolah diberi kuitansi," imbuh dia.
Rencana wisata SMPN 1 Pedan ke Bali ini pun menuai kritik dari Anggota Forum Masyarakat Peduli Pendidikan Klaten (Formas Pepak), Purwanti. Purwanti menyoroti aktivitas yang dilakukan saat masa pandemi COVID-19.
"PPKM level 2 masih diperpanjang. Apalagi ada edaran dari Disdik yang melarang ke luar daerah, kenapa masih ada yang nekat. Lebih baik untuk peningkatan akademik, karena selama pandemi pembelajaran sangat kurang," kata Purwanti kepada detikJateng.
detikjateng berupaya meminta konfirmasi ke SMP N 1 Pedan dan ditemui oleh bagian tata usaha, Surati, dan seorang guru bernama Nugroho. Keduanya membenarkan kabar adanya kegiatan siswa ke Bali.
"Informasinya memang seperti itu. Untuk pembayaran kami tidak tahu, karena itu hubungannya dengan biro (perjalanan), dan itu pun tidak ada pemaksaan. Ikut boleh, tidak juga boleh," kata Nugroho.
"Dari sekolah tidak memaksakan, (siswa) yang tidak ikut pun ada pernyataan, tidak masalah karena itu hak pribadi. Kalau tidak ikut ya sudah, tidak usah cari LSM atau harian (wartawan). Kalau menghalangi anak untuk refreshing atau rekreasi malah bisa kena UU, jadi jangan pengaruhi anak lain, " imbuh Nugroho yang mengaku sebagai anggota Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jawa Tengah ini.
Menurut Bagian Tata Usaha SMPN 1 Pedan, Surati, jumlah murid kelas IX ada 224 siswa. Namun, dirinya tidak mengetahui detail jumlah siswa yang tidak ikut.
"Jumlah murid ada 224 orang, tapi kan tidak semua ikut. Sini tidak tahu urusannya, sekolah ya memang mengetahui," ujar Surati.
(dil/ams)