Seorang pria warga Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Wonogiri, SD (58), ditemukan meninggal dunia di tegalan pada Februari 2022 lalu. Hingga kini pihak keluarga masih janggal dengan penyebab kematian korban.
"Hingga sekarang saya merasa janggal dengan kematian ayah saya pada akhir Februari lalu. Saya belum lapor ke polisi, hanya baru memberikan informasi saja," kata T, anak SD saat ditemui di wilayah Kecamatan Girimarto, Senin (9/5/2022).
T menceritakan pada 27 Februari 2022 malam, ia mengantar ayahnya ke tempat penggergajian kayu di desanya. Saat itu T mengantar ayahnya dengan menggunakan sepeda motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengantar bapak itu setelah magrib. Saya antar ke sana karena diajak teman kerjanya untuk diajak mengantar kayu. Setelah ketemu temannya itu, saya langsung pergi," ungkap dia.
Sekitar pukul 20.20 WIB, T mendapatkan pesan singkat dari teman ayahnya. Pesan itu berisi tentang menanyakan posisi SD. Mendapat pesan itu T sempat bingung. Sebab saat ia mengantarkan ayahnya, T sudah melihat teman kerja ayahnya itu.
Selang beberapa menit, T mendapatkan pesan dari nomor HP ayahnya. T diminta ayahnya untuk menutup pintu rumah karena pada keesokan harinya ayahnya berencana menyemprot tanaman di lahan pekarangannya. Ia semakin bingung dan menurutnya terlebih gaya penulisan pesan ayahnya berbeda dengan biasanya.
"Pada malam itu juga, saya juga mendapatkan pesan dari teman saya. Ia menanyakan pintu gubuk di sekitar lokasi penggergajian kayu belum dikunci. Padahal pintu itu selalu dikunci saat tidak ada orangnya," ujar dia.
Pada pagi keesokan harinya, T mencoba menghubungi ayahnya dengan mengirim pesan WhatsApp. Namun pesan itu tidak terkirim. Begitu pula saat dia berusaha menelepon ayahnya tak berhasil terhubung. Saat dicari ke rumah saudaranya, SD juga tidak ada.
"Saya mencoba mencari bapak di sawah, namun saya juga belum menemukannya. Saya cari di tegalan di sekitar tempat penggergajian kayu juga tidak ada. Kemudian ke tegalan bagian atas juga tidak ketemu. Saya panggil juga tidak ada sahutan," papar dia.
Karena SD tak kunjung ditemukan, T semakin bingung. Akhirnya pukul 14.00 WIB, T meminta bibinya untuk membantu mencari ayahnya dengan turun ke tegalan. Sementara T berencana kembali ke rumah.
"Saat saya tiba di sekitar tempat penggergajian kayu, sudah banyak orang bilang ke saya 'kae bapakmu'. Motor langsung saya tinggal dan saya lari menghampiri ayah saya. Saya lompat dari atas tegalan," katanya.
Menurutnya, saat ditemukan ayahnya sudah dalam keadaan meninggal dunia di tegalan yang tidak jauh dari lokasi penggergajian kayu. Tubuh SD dalam kondisi terduduk sembari memegang botol pestisida kosong. Sementara alat semprot pestisida berada di sebelah SD.
"Saya merasa janggal, pikiran saya kalang kabut. Kondisi bapak saat itu sudah kaku. Mukanya biru kehitaman dan bibirnya juga hitam. Tapi tidak bau pestisida dan tidak berbusa. Saya langsung panik," terang dia.
T menuturkan setelah ditemukan, ayahnya dibawa ke rumah. Saat dimandikan, T mengaku melihat beberapa kejanggalan di tiga bagian tubuh ayahnya, seperti di bagian punggung tangan kanan dan bahu kiri terdapat luka lecet. SD dikebumikan pada 28 Februari 2022 sekitar pukul 23.00 WIB.
"Saya tidak sempat melaporkan kejadian itu ke polisi. Saat itu saya sudah kalang kabut dan bingung. Kondisi keluarga kami harmonis. Bapak juga tidak pernah cerita kalau punya utang, baik ke saya atau anggota keluarga lain," kata T.
Saat dimintai konfirmasi terkait informasi di atas, Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto mengatakan sudah memerintahkan Sat Reskrim untuk melalukan pengecekan dan penyelidikan terkait kematian warga Girimarto tersebut.
"Mohon doa restunya. Saat ini Satreskrim sedang bekerja (menyelidiki kasus itu)," kata Dydit.
(sip/sip)