Venue Cabor Renang ASEAN Para Games Bikin APSF 'Senam Jantung'

Venue Cabor Renang ASEAN Para Games Bikin APSF 'Senam Jantung'

Ari Purnomo - detikJateng
Senin, 09 Mei 2022 17:11 WIB
Presiden APSF Mayjend Osoth Bhavilai (tengah), Sekjen APSF Senior Kolonel Wandee Tosuwan (kanan) dan Ketua Departemen Luar Negeri Sukanti Raharjo Bintoro saat jumpa pers, Solo, Senin (9/5/2022).
Presiden APSF Mayjend Osoth Bhavilai (tengah), Sekjen APSF Senior Kolonel Wandee Tosuwan (kanan) dan Ketua Departemen Luar Negeri Sukanti Raharjo Bintoro saat jumpa pers, Solo, Senin (9/5/2022). (Foto: Ari Purnomo/detikJateng)
Solo -

ASEAN Para Sport Federation (APSF) meninjau persiapan penyelenggaraan ASEAN Para Games (APG) di Solo. Dari hasil kunjungan tersebut ada beberapa catatan, terutama soal keberadaan kolam renang.

"APSF melakukan kunjungan ke Solo, tujuan kami membantu mendukung panitia penyelenggara, karena yang belum terbentuk secara resmi jadi yang didukung NPC Indonesia," terang Presiden APSF Mayjen Osoth Bhavilai yang sudah dialihbahasakan saat jumpa pers, Solo, Senin (9/5/2022).

Pada kesempatan itu Osoth juga menyampaikan pihaknya masih khawatir dengan keberadaan venue atau tempat untuk cabang olahraga (cabor) renang. Pasalnya, sampai saat ini venue yang diklaim memiliki standar internasional itu belum ada wujudnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Venue pertandingan yang sampai saat ini bikin kami senam jantung adalah kolam renang. Informasi yang kami terima spesifikasi internasional, tapi kolam renang belum ada," terangnya.

"Tapi panitia memberikan jaminan kolam renang ada, siap pertengahan Juli. Kami berharap, proyek kolam renang terjadi sesuai yang direncanakan, kualitas, spesifikasi, maupun waktunya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Selain soal keberadaan venue renang, Osoth juga menyoroti soal keberadaan akses toilet bagi para atlet. Dari hasil peninjauan diketahui ada toilet yang pintunya belum sesuai dengan kebutuhan atlet.

"Yang paling jadi pusat perhatian, karena ini pesta olahraga atlet disabilitas, yang jadi perhatian akses disabilitas terutama toilet. Lebar pintu masuk toilet minimal 80 sentimeter, tapi ada yang belum 80 sentimeter," bebernya.

Menurutnya, bukan hanya soal lebar pintu saja yang sebenarnya menjadi perhatian. Soal luas ruangan toilet juga harus diperhatikan.

"Bukan hanya lebar pintu tapi juga ruangan saja, karena nanti atlet masuk, manuver, keluar. Di samping itu, di sekitar kloset harus ada handle atau pegangan dua (titik) di kanan dan kiri yang kuat menyangga berat beban pengguna, karena ada pengguna yang bisa meninggalkan kursi roda, ada yang tidak bisa meninggalkan kursi roda, " urainya.

Meski ada sejumlah catatan, Osoth menyampaikan, pihaknya cukup gembira dengan kemajuan persiapan yang sudah dilakukan oleh penyelenggara.

"Kami cukup gembira, kami lihat ada pekerjaan dan kemajuan," pungkas Osoth.




(sip/dil)


Hide Ads