Hari ini, Jumat (6/5/2022) bertemu dengan pasaran Pahing. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 5 Sawal 1955, berada di Tahun Alip, Windu Sancaya dan Wuku Gumbreg.
Weton (hari kelahiran) Jumat Pahing memiliki neptu 15. Pada umumnya pemilik weton ini ramah, manis budi bahasanya, jujur dan bercita-cita tinggi sehingga banyak disukai orang. Meskipun ia juga tabah dan pemberani tetapi hatinya keras.
Pangarasan pada weton ini adalah Lakuning Srengenge. Wataknya terang, berwibawa dan mencerahkan. Sedangkan Pancasuda, Tunggak Semi. Artinya, seperti pohon yang ditebang tetapi daunnya tumbuh lagi. Dengan demikian, keberuntungan pemilik weton ini rizki selalu lumintu atau ada terus. Penghasilan maupun pekerjaannya biasanya selalu lancar.
Wuku GumbrΓͺg, lambang dewanya Bathara Cakra. Wataknya jika berbicara tak diulang-ulang, ikhlas tanpa ditutup-tutupi. Kaki depannya mencelup di air, apa yang dikatakan di depan tampak mengenakkan, tetapi keras di belakang. Gedhongnya ada di belakang. Pertanda merelakan apa yang dimilikinya tanpa ditutup-tutupi.
Pohonnya beringin, menjadi tempat berlindung dan mengundang simpati atasannya. Orang yang melihat menaruh rasa simpatik, dan ingin bernaung. Burungnya ayam hutan, menjadi piaraan orang besar, lagi pula pandai menguntai kata-kata dan bicaranya enak didengar, siapa saja yang melihat senang penuh rasa asih. Pengabdiannya diakui, dipercaya dalam hal pekerjaannya. Tampak besar pengaruhnya.
Gambarannya bagaikan petir menyambar, banyak ilmu dan banyak bicaranya, tetapi tak tahu akhirnya. Hatinya merasa suci, akhirnya gagal yang menyerap ilmu darinya. Lambangnya kayu yang mati, bahayanya kalap di air. Kala ada di Selatan, selama tujuh hari pada wuku ini jangan pergi ke arah Selatan untuk urusan yang sangat penting.
Pada hari Jumat Pahing di Wuku ini baik untuk segala aktivitas, dan untuk bepergian pun baik.
(Oleh Ki Totok Yasmiran, ahli penanggalan Jawa dari Museum Radya Pustaka Solo)
(sip/sip)