Sosok pengusaha asal Grobogan, Joko Suranto, menjadi buah bibir usai merogoh kocek miliaran rupiah untuk membangun jalan kampung hingga Rp 2,8 miliar. Jalan kampung itu dibangun Joko dengan uang dari kantong pribadinya, agar dirinya nyaman saat mudik.
Pasalnya dalam beberapa tahun terakhir kondisi jalan di kampung halamannya Desa Jetis, Kecamatan Karangrayung itu kondisinya memprihatinkan. Bahkan mobil Joko pernah rusak gegara melewati medan yang kelewat berat.
Kini jalan sepanjang sekitar 1,8 kilometer itu sudah jadi diperbaiki. Joko pun berencana mudik. Kabar pulangnya Crazy Rich Grobogan ini membuat ribuan warga memadati jalan desa, demi menyambut kepulangan sang dermawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mudiknya Crazy Rich Grobogan
Kabar mudiknya Joko Suranto semakin pasti usai detikJateng berhasil menemuinya di Kota Solo. Dia sudah berangkat dari Bandung beberapa hari lalu, kemudian singgah terlebih dulu di Kota Solo.
"Saya sudah mendapat kabar bahwa jalan itu kini telah selesai pembangunannya," kata Joko Suranto saat ditemui detikJateng di Solo, Jumat (29/4).
Menurutnya, jalan beton selebar 4,5 meter itu sudah cukup kuat untuk dilintasi mobil penumpang biasa. Namun, kendaraan besar seperti truk harus menunggu jalan itu benar-benar kering sekitar 2 pekan lagi.
"Sore ini sebelum berbuka puasa saya sudah harus sampai di Grobogan," kata Joko.
![]() |
Warga siapkan penyambutan
Alasannya, para warga di Kecamatan Karangrayung itu sudah menyiapkan acara kecil-kecilan untuk menandai selesainya pembangunan jalan beton itu. "Ada inisiatif warga untuk menggelar acara syukuran sekaligus buka bersama," kata Joko.
Joko dan keluarganya yang telah membiayai pembangunan jalan itu diminta ikut hadir dalam acara itu. Siang ini dia dan keluarganya telah bersiap untuk mudik ke kampung kelahirannya itu.
Meski begitu, dia menegaskan niatnya memperbaiki jalan rusak di kampungnya itu bukan semata-mata agar dia bisa mudik dengan nyaman. Menurutnya, pembangunan jalan itu justru agar warga sekitar bisa menikmati jalan yang halus.
"Kalau saya sendiri justru tidak pernah masalah dengan jalan rusak. Di rumah saya punya Lexus dan Land Cruiser, lewat di jalan rusak tetap nyaman-nyaman saja. Jadi memang jalan itu untuk warga," katanya.
Ribuan warga menanti
Sementara di kampung halamannya, ribuan warga sudah memadati jalan sepanjang 2 km dari Desa Telawah hingga Desa Jetis Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan. Mereka mengaku menunggu sosok Joko Suranto, Crazy Rich Grobogan yang berencana mudik sore ini.
"Menunggu Pak Joko Suranto Crazy Rich yang bangun jalan kami. Kami warga mau mengucapkan terima kasih atas keikhlasan membangun jalan yang sudah puluhan tahun rusak," jelas salah seorang warga, Samsu Duqhi kepada detikJateng di lokasi Desa Telawah, Jumat (29/4).
Ribuan warga ini duduk, berdiri dan bahkan lesehan di jalan beton baru yang dibangun atas donasi Joko Suranto. Banyak penjual makanan, jajanan dan mainan juga menikmati momen keramaian warga ini.
"Sambil nunggu nemani anak beli mainan. Semoga saja Pak Joko lekas sampai dan kita mau mengucapkan terima kasih, " lanjut Sumsu.
![]() |
Terpaksa jalan kaki
Merogoh kocek hingga Rp 2,8 miliar demi lancar mudik, pengusaha asal Grobogan Joko Suranto, justru tak bisa naik mobil sampai rumahnya di Desa Jetis Kecamatan Karangrayung. Betapa tidak, ribuan warga yang menunggu di sepanjang jalan membuat Joko terpaksa turun dari mobil dan jalan kaki menuju rumah.
Joko yang akrab dijuluki Crazy Rich Grobogan ini akhirnya tiba di kampungnya Desa Jetis Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, sekitar pukul 17.20 WIB. Namun perjalanan Joko terhenti saat memasuki jalan yang baru dibangunnya. Di sepanjang jalan itu, ribuan warga telah menunggu kedatangan Joko sejak siang hari,
Jadilah Joko turun dari mobilnya dan berjalan kaki sekitar 2 kilometer menuju rumahnya. Di sepanjang jalan, tampak warga berebut bersalaman dengan pengusaha properti itu.
Dengan didampingi istrinya, Joko Suranto jalan kaki usai diberi kalung bunga. "Terima kasih, semangat dan sehat selalu ya, " ucap Joko sembari melambaikan tangan ke warga, Jumat (29/4).
(aku/aku)